Mengintip Kriteria Ibu Kota yang Bisa Gantikan Jakarta

Pesawat Angkatan Udara Republik Indonesia di Monumen Nasional
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA.co.id – Pemerintah melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas terus melakukan kajian mengenai potensi pemindahan Ibu Kota ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Kajian tersebut, merupakan instruksi langsung Presiden Joko Widodo beberapa waktu yang lalu.

Bappenas Bocorkan Asumsi Makro APBN 2025, Pertumbuhan Ekonomi Dipatok 5,6 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyebut, ada beberapa kriteria sebuah wilayah di Indonesia menjadi Ibu Kota. Salah satu faktor paling krusial, adalah dari sisi ketersediaan lahan yang dikuasai penuh oleh negara, sehingga tidak lagi menimbulkan biaya lebih dalam proses pemindahan.

"Statusnya harus free dan clear, agar tidak ada pembebasan lahan lagi," kata Bambang, Jakarta, Selasa 11 April 2017.

Haru, Maxime Bouttier Ungkap Kebaikan Luna Maya untuk Keluarganya

Selain itu, lanjut Bambang, faktor geografis pun menjadi pertimbangan lain yang akan dikaji Bappenas, sebelum menentukan pilihan. Mantan Menteri Keuangan itu menegaskan, proses kajian akan dilakukan dengan tetap mengedepankan berbagai aspek penting, sebelum mengeksekusi kebijakan.

"Tidak bisa seperti pindah rumah. Jangan sampai menyesal, udah pindah, tanahnya sudah dapat, mulai bangun. Jangan sampai kena banjir, asap, gempa bumi. Jadi harus benar-benar matang," ujarnya.

Bappenas Ajak Seluruh Lapisan Masyarakat Aktif Dorong Kebijakan Sadar Risiko

Calon Ibu Kota, nantinya pun akan menjadi pusat pemerintahan yang diharapkan mampu memiliki implikasi terhadap daerah sekitarnya. Sedangkan DKI Jakarta, kata Bambang, akan tetap menjadi pusat sentra bisnis demi meningkatkan perekonomian nasional kedepannya.

"Perlu ada upaya memecah konsentrasi pembangunan wilayah. Kalau mau memindahkan pusat bisnis, tidak mungkin. Kami berharap, pusat pemerintahan bisa menjadi magnet. Jadi (calon Ibu Kota) tidak akan menjadi pusat bisnis," katanya. (asp)

Ilustrasi pendaftar Kartu Prakerja.

Kebutuhan Green Job 2030 Diproyeksikan Capai 4,4 Juta, Prakerja Siapkan Pelatihan Green Skills

Transisi ekonomi hijau di Indonesia menghadirkan kebutuhan baru di sektor tenaga kerja yang ramah lingkungan atau green job.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024