Ketimpangan Ekonomi Masih Besar, 60% Perusahaan Ada di Jawa

Presiden Jokowi meresmikan pabrik PT Mitsubishi Motors di Cikarang Jawa Barat, 25 April 2017. BPS merilis, mayoritas perusahaan masih ada di Pulau Jawa.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Istimewa

VIVA.co.id – Hasil pendataan sensus ekonomi 2016 yang telah berlangsung pada Mei-Juni 2016 mencatat, setidaknya ada 26,71 juta usaha/perusahaan yang berada di seluruh wilayah Indonesia. Jumlah tersebut, mengalami kenaikan hingga 17,51 persen, jika dibandingkan dengan hasil sensus ekonomi 2006 yang hanya 22,73 juta usaha.

Rasio Gini RI Turun, Ketimpangan Si Kaya dan Si Miskin Menyempit

Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengungkapkan, dari total tersebut, sebanyak 16,2 juta usaha atau perusahaan berada di Pulau Jawa, atau 60,74 persen terhadap seluruh jumlah yang ada di Indonesia. Dalam pendataan, otoritas statistik mengklasifikasikan usaha menjadi 15 kelompok.

“Kita masih memiliki pekerjaan rumah bagaimana kita bangun usaha di Indonesia Timur,” kata Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto, Jakarta, Kamis 27 April 2017.

COVID-19 dan Naiknya Kemiskinan Buat Ketimpangan di RI Melebar

Survei masih menunjukan, lapangan usaha terbesar masih didominasi tiga sektor. Pertama, sektor perdagangan besar dan eceran sebanyak 12,3 juta usaha, atau 46,17 persen dari seluruh usaha atau perusahaan yang ada di indonesia, kemudian penyediaan akomodasi dan penyediaan makanan sebesar 16,72 persen, dan industri pengolahan sebesar 16,53 persen.

Kecuk mengatakan, seluruh kategori lapangan usaha didominasi Pulau Jawa. Untuk lapangan usaha pertambangan dan penggalian jumlah usaha atau perusahaan di pulau Jawa mencapai 77 ribu usaha atau 44,70 persen. Kemudian, disusul dengan Sumatera sebesar 20,39 persen, serta Maluku dan Papua sebesar 3,33 persen.

Wah, Masih Ada 160 Ribu Wisatawan Asing Masuk RI di Tengah Covid-19

Kepala Badan Pusat Satatistik, Suhariyanto (VIVA.co.id/Jihad Akbar)

Pada lapangan usaha industri pengolahan di Jawa, mencapai 2,8 juta atau 64,29 persen, disusul Sumatera sebesar 12,62 persen, dan yang terakhir Maluku dan Papua sebesar 1,48 persen. Sedangkan untuk lapangan usaha konstruksi di Jawa, mencapai 109,9 ribu atau 42,55 persen, disusul Sumatera sebesar 20,58 peren, serta Maluku dan Papua 3,11 persen.

Bahkan, lapangan usaha real estate di pulau Jawa mencapai 234,4 ribu atau 59,78 persen, disusul Sumatera sebesar 23,35 persen. Sementara lapangan usaha real estate di Maluku dan Papua, hanya sebesar 0,97 persen. Distribusi usaha yang masih timpang di wilayah Timur Indonesia, diharapkan bisa diperbaiki. (hd)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya