Jokowi Jelaskan 60 Persen Pembangunan di Jawa

Presiden Joko Widodo saat tinjau proyek jalan Tol Cisumdawu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA.co.id – Hasil sensus ekonomi 2016 menyebutkan, 60 persen perusahaan masih terfokus di Jawa. Akibatnya, terjadi ketimpangan antara Jawa dan luar Jawa.

Harbak PU ke-76, Basuki Ajak Insan PUPR Berkontribusi Pulihkan Ekonomi

Padahal, pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memfokuskan pembangunan di luar Jawa. Bahkan dalam Nawacita Jokowi disebutkan, pembangunan dari pinggiran dan luar Jawa.

Adanya ketimpangan itu, menurut Presiden Jokowi, lantaran tidak adanya infrastruktur sebagai pendukung pembangunan di luar Jawa.

Usai Temui Penguasa Abu Dhabi, Jokowi Tinjau Pembangunan Infrastruktur

"Oleh sebab itu, infrastruktur banyak yang kita arahkan ke luar Jawa. Untuk apa, agar ada konektivitas. Bagaimana agar mendorong industri ke luar Jawa kalau infrastrukturnya enggak siap, pelabuhannya enggak siap, kawasan industrinya enggak siap, jalannya enggak siap, pembangkit listriknya enggak siap," kata Presiden Jokowi, usai groundbreaking pembangunan Rusunami MBR Urbantown Loftvilles di Serpong, Tangerang, Banten, Kamis 27 April 2017.

Pemerintah kini banyak melakukan pembangunan infrastruktur seperti jalan dan pelabuhan. Jokowi mengatakan, itu semua disiapkan agar pemerataan bisa terjadi.

Ibas: Pembangunan Infrastruktur Jangan Jor-joran

Menurut Jokowi, kalau infrastruktur komplet dan perizinan mudah, investasi juga cepat, maka untuk mendorong terjadinya pemerataan semakin gampang. "Kalau hanya dorong saja, fasilitas di luar Jawa enggak mungkin," kata Jokowi.

Diberitakan sebelumnya, hasil pendataan sensus ekonomi 2016 yang telah berlangsung pada Mei-Juni 2016 mencatat, setidaknya ada 26,71 juta usaha/perusahaan yang berada di seluruh wilayah Indonesia.

Jumlah tersebut, mengalami kenaikan hingga 17,51 persen, jika dibandingkan dengan hasil sensus ekonomi 2006 yang hanya 22,73 juta usaha.

Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto, mengungkapkan, dari total tersebut, sebanyak 16,2 juta usaha atau perusahaan berada di Pulau Jawa, atau 60,74 persen terhadap seluruh jumlah yang ada di Indonesia. Dalam pendataan, otoritas statistik mengklasifikasikan usaha menjadi 15 kelompok.

“Kita masih memiliki pekerjaan rumah bagaimana kita bangun usaha di Indonesia Timur,” kata Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto, di Jakarta, Kamis 27 April 2017.

Survei menunjukkan, lapangan usaha terbesar masih didominasi tiga sektor. Pertama, sektor perdagangan besar dan eceran sebanyak 12,3 juta usaha, atau 46,17 persen dari seluruh usaha atau perusahaan yang ada di Indonesia. Kemudian penyediaan akomodasi dan penyediaan makanan sebesar 16,72 persen, dan industri pengolahan sebesar 16,53 persen.

Kecuk mengatakan, seluruh kategori lapangan usaha didominasi Pulau Jawa. Untuk lapangan usaha pertambangan dan penggalian jumlah usaha atau perusahaan di Pulau Jawa mencapai 77 ribu usaha atau 44,70 persen. Disusul dengan Sumatera sebesar 20,39 persen, serta Maluku dan Papua sebesar 3,33 persen. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya