Intip Pengolahan Sawit, dari Minyak Goreng Hingga Listrik

Pabrik pengolahan sawit Kencana Agri.
Sumber :
  • Lis Yuliawati/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Truk-truk hilir mudik membawa sawit ke pabrik pengolahan sawit Kencana Agri Limited, di Desa Tempilang, Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung. Sawit-sawit itu lantas ditumpahkan dari beberapa truk ke salah satu sudut pabrik tersebut.

Kontroversial, Pembangunan PLTA Terbesar di China Jadi Sorotan

Tumpukan sawit itu pun menggunung. Di antara sawit tersebut lantas dimasukkan dalam boiler. Tak lama berselang, troli membawa sawit dari boiler menuju tempat pemilahan. 

Asap putih tampak mengepul ketika sawit dituang. Mesin lantas menggerakkan sawit-sawit itu ke tempat pemilahan. Di sana, sawit dipisahkan antara buah dan janjangannya. 

Oversupply! Operasional Pembangkit Listrik Baru di Jawa-Bali Ditunda hingga 3 Tahun

VIVA.co.id dan sejumlah media serta tim BPDP Sawit berkesempatan menyaksikan pengolahan sawit di pabrik itu, Kamis, 27 April 2017. Bau seperti kelapa disangrai merebak di sekitar lokasi boiler dan pemilahan itu. 

Setelah pemisahan, buah kelapa sawit akan dipres menjadi Crude Palm Oil (CPO), kernel atau inti buah sawit, dan fiber. Kernel lantas diolah menjadi Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Cake (ampas atau bungkil inti sawit).

Resmi Beroperasi, Simak Sederet Manfaat Bendungan Karian

Menurut Direktur Keuangan Kencana Agri Limited Kent Surya, CPO tersebut merupakan bahan untuk pembuatan minyak goreng. 

"Dari CPO itu perlu dua kali proses lagi untuk menjadi minyak goreng," ujarnya.

Adapun CPKO adalah bahan untuk produk-produk turunan sawit, seperti kosmetik. Sementara itu, Cake bisa digunakan untuk pakan ternak.

Proses pengolahan sawit tak berhenti di sana. Limbah sawit seperti cangkang kernel, fiber dan janjangan sawit dapat digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik.

Untuk itu, menurut Kepala Unit Pembangkit Listrik PT Listrindo Kencana, Agus Sularmo, janjangan sawit dipres lebih dulu untuk mengurangi kadar air di dalamnya yang semula sekitar 60 persen menjadi sekitar 40 persen. Setelah itu, janjangan dicacah. 

Lalu digabungkan dengan fiber dan cangkang untuk menjadi bahan bakar pembangkit listrik. Agus menjelaskan, ketiga bahan itu lantas diolah dalam boiler dengan suhu 900 derajat selsius. 

Uap Panas

Dari  pengolahan itu menghasilkan uap panas. Uap panas lalu menggerakkan turbin lantas turbin menggerakkan generator hingga menghasilkan listrik. Saat ini, listrik yang bisa dihasilkan dari pembangkit listrik di pabrik tersebut yaitu 4 Megawatt per jam. 

Sebanyak 2,4 hingga 3,5 Megawatt disuplai ke PLN, sisanya dipakai sendiri. Pihaknya mengenakan tarif sekitar Rp1.300 per 1 Kwh ke PLN. 

"Untuk menghasilkan 4 Megawatt per jam itu dibutuhkan 2,2 ton cangkang, fiber dan janjangan," ujarnya. 

Agus tak menampik sampah juga bisa diolah untuk bahan bakar listrik. Namun, menurut Agus, limbah sawit ini memiliki keunggulan dari segi kalorinya. Cangkang, fiber dan janjangan disebut memiliki kalori lebih tinggi. 

Fiber memiliki kalori 2.200 kilo kalori per kilogram, janjangan memiliki 1.800 kilo kalori per kilogram dan cangkang mempunyai 3.100 kilo kalori per kilogram. 

"Makin tinggi kalorinya, penggunaan bahan bakar makin efisien," katanya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya