Ekspor Membaik, Ekonomi RI Kuartal I Tumbuh 5,01 Persen

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik merilis angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun ini mencapai 5,01 persen. Capaian tersebut, lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu yang hanya 4,92 persen, dan kuartal keempat tahun lalu sebesar 4,94 persen.

Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi 2021 yang Dirilis BPS Sesuai Prediksi

Berdasarkan produk domestik bruto menurut pengeluaran, membaiknya ekspor barang dan jasa menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama. Dalam tiga bulan terakhir, komponen ekspor barang dan jasa berhasil tumbuh 8,04 persen, setelah sepanjang tahun lalu mengalami kontraksi.

“Harga komoditas non minyak dan gas di pasar internasional pada kuartal pertama meningkat,” kata Kepala Badan Pusat Statitik (BPS) Suhariyanto dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat, 5 Mei 2017.

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2021 Capai 3,69 Persen

Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto mengungkapkan, beberapa negara mitra dagang utama Indonesia pada kuartal pertama tahun ini dalam kondisi membaik. Ekspor nasional ke China, berhasil menguat 6,9 persen. Sementara ekspor Indonesia ke Amerika Serikat, berhasil menguat 1,9 persen, dengan persentase ekspor 11,7 persen.

“Nilai ekspor Indonesia di kuartal pertama US$40,61 miliar, atau naik 1,33 persen secara kuartal ke kuartal dan 20,84 persen secara year on year,” katanya.

BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 Maksimal 5,5 Persen

Selain ekspor, konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga pun berhasil menyumbang 8,02 persen. Sementara komponen konsumsi rumah tangga pada kuartal pertama tahun ini, mencapai 4,93 persen. Sedangkan dari konsumsi pemerintah pada kuartal pertama, justru melambat dibandingkan kuartal pertama tahun ini.

Lalu, untuk Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada kuartal pertama tahun ini berhasil tumbuh 4,81 persen.

“Konsumsi LNPRT tumbuh naik salah satunya karena ada Pilkada di 101 daerah. Sementara pertumbuhan belanja pemerintah, melambat di kuartal pertama,” ujarnya.

Sementara produk domestik bruto menurut lapangan usaha, didominasi oleh sektor informasi dan komunikasi sebesar 9,10 persen, diikuti jasa lainnya sebesar 8,01 persen, transportasi dan pergudangan sebesar 7,65 persen, dan jasa kesehatan kegiatan sosial sebesar 7,13 persen. Namun, pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi 0,49 persen.

Dengan demikian, perekonomian Indonesia berdasarkan produk domestik bruto atas dasar harga berlaku kuartal pertama tahun ini mencapai Rp3.227,2 triliun. Sementara atas dasar harga konstan 2010, mencapai Rp2.377,5 triliun.

Dominasi Jawa

Sedangkan, untuk Struktur perekonomian Indonesia pada kuartal pertama tahun ini, masih didominasi oleh pulau Jawa dengan kontribusi sebesar 58,49 persen, kemudian diikuti dengan Sumatera sebesar 21,95 persen, Kalimantan 8,33 persen, Sulawesi sebesar 5,94 persen, dan pulau-pulau lainnya sebesar 5,29 persen.

“Sementara Bali dan NTT (Nusa Tenggara Timur) 2,36 persen. Pertumbuhan ekonominya rendah, karena salah satunya pertumbuhan di NTB (Nusa Tenggara Barat) minus 4,18 persen,” ujarnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya