- VIVAnews / Renne Kawilarang
VIVA.co.id – Mulai 1 Oktober 2017, pengguna jasa Tol Bali-Mandara tak bisa menggunakan uang tunai untuk transaksi masuk ke jalan bebas hambatan tersebut.
Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol, Akhmad Tito Karim menjelaskan, sebagai gantinya akan diberlakukan penggunaan uang elektronik atau e-Money.
"Tanggal 1 Oktober pengguna jasa sudah wajib menggunakan uang elektronik," kata Tito di sela buka puasa bersama di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Rabu 21 Juni 2017.
Kebijakan itu ditempuh guna meminimalisir penumpukan kendaraan di pintu tol saat melakukan transaksi pembayaran. Saat ini tol yang dibangun 2013 dalam sehari dilintasi sekira 50 ribu kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.
"Tujuannya guna mempercepat pembayaran agar lebih terkendali, memang sebaiknya menggunakan uang elektronik. Kami sudah bekerja sama dengan empat bank untuk program uang elektronik ini," jelas dia.
Saat ini e-Money yang digunakan, 10 persennya adalah menggunakan uang elektronik terbitan Bank Mandiri, sementara sisanya BNI, BRI dan beberapa bank lainnya.
"Kalau pakai uang cash untuk mobil bisa memakan waktu sekitar 12 detik, sementara sepeda motor sekitar 20-30 detik. Dengan uang elektronik cukup 2 detik saja. Jadi bisa menghemat waktu sekitar 10 kali lipat," terang Tito.
Dorong Transaksi Non Tunai, Bank Mandiri Pamer Layanan Mandiri Contactless
Bank Mandiri secara konsisten terus meningkatkan pemanfaatan transaksi non-tunai untuk mendorong efisiensi dan kenyamanan layanan digital nasabah.
