- VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id – Kalangan pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo berharap, Presiden Joko Widodo kembali mendirikan bursa saham baru, yang diperuntukkan khusus bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
Ketua Umum Apindo Haryadi Sukamdani saat berbincang dengan VIVA.co.id mengungkapkan, para pelaku UMKM yang berkeinginan untuk masuk ke lantai bursa saat ini dihadapi berbagai kendala. Salah satunya, adalah dari sisi persyaratan yang begitu rumit.
“Sekarang persyaratannya berat. Dengan adanya papan kedua, bisa dilonggarkan,” kata Haryadi di Jakarta, Rabu 5 Juli 2017.
Indonesia pada tahun 1995 pernah memiliki dua bursa saham, yakni Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Pendirian Bursa Efek Surabaya pada waktu itu bertujuan untuk mendukung perkembangan ekonomi wilayah Indonesia Timur, dengan mengembangkan industri pasar modal di Surabaya.
Namun, pada medio tahun 2007, Bursa Efek Surabaya memutuskan untuk melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta, dan selanjutnya berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia. Penggabungan tersebut akhirnya menjadikan Indonesia hanya memiliki satu pasar modal.
“Dulu ada di Surabaya. Tapi tidak perlu ada di sana. Di sini saja. Jadi ada dua papan. Papan utama, dan papan kedua. Maksudnya supaya UMKM bisa masuk ke bursa,” katanya.
Menurut Haryadi, membuka kembali papan bursa lainnya bisa menjadi opsi untuk menjaring kalangan pelaku UMKM untuk melantai di pasar modal. Apalagi, apabila nantinya produk-produk yang ditawarkan dalam bursa saham baru itu bisa sesuai dengan kriteria UMKM.
“Harusnya papan kedua ini dibuat lebih ringan agar bisa mendorong perusahaan yang level menengah ke bursa. Saya kira papan kedua bisa lebih dinamis, seperti Nasdaq. Itu ramai.” (mus)
