Investasi Migas di Indonesia Masih Menguntungkan

Ilustrasi anjungan lepas pantai Pertamina Hulu Energi (PHE).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA.co.id – Stagnan dan cenderung lemahnya harga minyak dunia ternyata tak buat investasi migas di Indonesia berkurang. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas bumi menilai margin yang didapat dari investasi migas di RI masih cukup besar.

Target Investasi Hulu Migas 2023 Tak Capai Target, Kepala SKK Migas Ungkap Kendalanya

Pengawas Internal SKK Migas, Taslim Yunus mengatakan saat ini rata-rata biaya produksi dari eksplorasi minyak dan gas di Indonesia masih mencapai US$18 per barel. Sedangkan, harga minyak dunia masih ada dikisaran US$48 per barel.

"Cost produksi baik on shore maupun off shore saat ini rata-rata US$18 per barel, sementara harga masih dikisaran US$48 per barel maka sebenarnya ada margin bagi perusahaan," jelas Taslim, di Cepu, Jawa Tengah, Sabtu Malam, 19 Agustus 2017.

EMP Temukan 126 Miliar Kaki Kubik Gas di Blok Bentu

Menurut dia, dari seluruh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) biaya produksi dari gas masih menjadi yang paling murah saat ini. Dan KKKS BP Tangguh menjadi yang termurah.

"Mereka produksinya besar, biayanya murah dan harga terjangkau. Jadi bisa dikatakan menjadi yang paling efisien saat ini," jelasnya.

Strategi SKK Migas-ExxonMobil Jaga Produksi Minyak di Lapangan Banyu Urip hingga Lampaui Target

Sementara itu, untuk KKKS minyak yang sangat efisien saat ini masih dipegang oleh ExxonMobil dibandingkan sejumlah KKKS lain yang beroperasi di Indonesia.

Wilayah Kerja (WK) Migas Rokan. (foto ilustrasi)

Dukung Produksi, 15 Proyek Migas Siap Beroperasi di 2024

SKK Migas mengungkapkan 15 proyek minyak dan gas bumi (migas) akan beroperasi di tahun 2024.

img_title
VIVA.co.id
13 Maret 2024