Investasi Migas di Indonesia Masih Menguntungkan

Ilustrasi anjungan lepas pantai Pertamina Hulu Energi (PHE).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA.co.id – Stagnan dan cenderung lemahnya harga minyak dunia ternyata tak buat investasi migas di Indonesia berkurang. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas bumi menilai margin yang didapat dari investasi migas di RI masih cukup besar.

Dukung Produksi, 15 Proyek Migas Siap Beroperasi di 2024

Pengawas Internal SKK Migas, Taslim Yunus mengatakan saat ini rata-rata biaya produksi dari eksplorasi minyak dan gas di Indonesia masih mencapai US$18 per barel. Sedangkan, harga minyak dunia masih ada dikisaran US$48 per barel.

"Cost produksi baik on shore maupun off shore saat ini rata-rata US$18 per barel, sementara harga masih dikisaran US$48 per barel maka sebenarnya ada margin bagi perusahaan," jelas Taslim, di Cepu, Jawa Tengah, Sabtu Malam, 19 Agustus 2017.

Target Investasi Hulu Migas 2023 Tak Capai Target, Kepala SKK Migas Ungkap Kendalanya

Menurut dia, dari seluruh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) biaya produksi dari gas masih menjadi yang paling murah saat ini. Dan KKKS BP Tangguh menjadi yang termurah.

"Mereka produksinya besar, biayanya murah dan harga terjangkau. Jadi bisa dikatakan menjadi yang paling efisien saat ini," jelasnya.

EMP Temukan 126 Miliar Kaki Kubik Gas di Blok Bentu

Sementara itu, untuk KKKS minyak yang sangat efisien saat ini masih dipegang oleh ExxonMobil dibandingkan sejumlah KKKS lain yang beroperasi di Indonesia.

[dok. SKK Migas]

SKK Migas: Komersialisasi Migas Harus Prioritaskan Kebutuhan Dalam Negeri

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berkomitmen untuk terus meningkatkan komersialisasi minyak dan gas bumi (migas) di Tanah

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024