Elpiji Tabung Putih Beredar di Masyarakat, Amankah?

Elpiji tabung putih.
Sumber :
  • Dwi Royanto/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Gas elpiji tabung putih kini banyak ditemui di pasaran. Tabung gas non-elpiji Pertamina yang dibanderol dengan harga murah itu banyak dipertanyakan, khususnya terkait standar keamanannya.

Gara-gara HTI Pertamina Rugi Rp11 Triliun, Cek Faktanya

PT Kimia Yasa selaku pemilik produsen gas tabung putih pun angkat bicara. Mereka menyebut produk tabung gas bermerek "GasPluz" dan "GasKu" itu telah memenuhi standar nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan pemerintah.

"Kami jamin produk kami sudah mendapatkan lisensi dan memenuhi syarat dari Ditjen Migas. Kami murni swasta, jadi tidak ada kaitannya elpiji subsidi," kata Juru Bicara PT Kimia Yasa Mohammad Nasaruddin di Semarang, Rabu, 30 Agustus 2017.

Kisah Dokter Nova saat Ahok Hampir Meninggal di Penjara

Pabrik produksi gas tabung putih berada di Gresik, Jawa Timur. Di Jateng dan Yogyakarta gas tabung putih itu dijual dengan nama GasPluz, sementara di Jawa Timur bernama GasKu. 

Pihaknya pun membantah tuduhan kecurigaan produk elpiji tabung putih merupakan suntikan dari elpiji subsidi. Ia mengklaim semua proses produksi elpiji dilakukan secara profesional di "plant" swasta di Gresik. 

Besok, Bos Pertamina Bongkar Kisah Nyata Ahok di Penjara

"Termasuk penambahan 'methyl merchaptant' agar aroma elpiji mudah terdeteksi jika terjadi kebocoran. Semuanya sudah sesuai dengan standar pemerintah, " jelas dia.

Terkait harga gas yang relatif murah, Nasaruddin mengaku karena selama ini Kimia Yasa memproduksi elpiji dari "plant" sendiri. Gas tersebut lalu dipasarkan langsung sendiri kepada para pelanggan di sejumlah daerah.

 "Di Semarang dan DIY kita hanya ada satu agen. Artinya, birokrasinya lebih pendek. Memang kami akui, bisnis kami masih baru. Kalau Semarang baru tiga tahun," ujar dia.

Khusus gas tabung sendiri, lanjut dia, baru setahun dihadirkan untuk masyarakat. Produknya pun baru gas ukuran 9 kilogram dan 50 kilogram yang menyasar kawasan pabrik, perhotelan dan restoran. Sebelumnya elpiji nonsubsidi Kimia Yasa dipasarkan langsung ke sektor industri menggunakan tangki.

"Kalau memang dinilai murah itu kelebihan bisnis kami. Tapi kita jamin pelanggan tak perlu khawatir karena semuanya legal dan melalui prosedur perizinan yang berlaku. Safety dan pengecekan di pelanggan kita juga lakukan rutin, " ujar dia.

Kepala Cabang PT Kimia Yasa wilayah Semarang, Abraham, menambahkan, di pasaran tabung ukuran 9 kilogram dijual Rp95 ribu dan untuk ukuran 50 kilogram dipasarkan Rp510-515 ribu. 

"Saat ini produk tabung putih baru menyasar 50 persen sektor industri dan 50 persen restoran dan hotel. Kalau rumah tangga belum masuk," katanya.

Ia menyebut, penjualan di wilayah Jateng-DIY telah mencapai 2.000 tabung per tahun. Targetnya, tahun ini juga tabung jenis murah non-subsidi itu akan masuk di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah. 

Sebelumnya, peredaran tabung gas putih sempat mendapatkan kritik dari Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) di Kota Semarang. Mereka mempertanyakan asal-usul gas swasta non Pertamina itu. Termasuk mencurigai standar keamanan gas tabung yang dijual dengan harga murah tersebut. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya