Pertamina Investasi Rp20 T di Sumur Gas Jambaran Tiung Biru

Menteri ESDM Ignasius Jonan saat groundbreaking lapangan gas Jambaran Tiung Biru
Sumber :
  • Dok. Pertamina

VIVA.co.id – PT Pertamina EP Cepu menggelontorkan investasi senilai US$1,54 miliar atau setara Rp20,3 triliun untuk Proyek Unitisasi Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB). Pertamina bertekad mewujudkan proyek JTB agar dapat memberikan efek berganda bagi ekonomi nasional.

Di Ujung 2020, Pertamina EP Sukses Ngebor Step Out di Subang Field

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, di Bojonegoro, telah meresmikan peletakan batu pertama Proyek Unitisasi Lapangan Gas JTB itu kemarin. Peresmian itu dihadiri oleh Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa, Komisaris Utama PT Pertamina Tanri Abeng, Direktur Utama PT Pertamina Elia Massa Manik, dan Bupati Bojonegoro Suyoto.
 
"Groundbreaking pengembangan Jambaran Tiung Biru akan menjadi harapan baru bagi Indonesia, khususnya mengatasi defisit pasokan gas di Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik dalam siaran persnya, di Jakarta, Selasa 26 September 2017.

Dengan cadangan gas JTB sebesar 2,5 triliun kaki kubik (TCF), ia berharap industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur akan mendapat suplai gas yang cukup menggerakkan ekonomi nasional.

Gara-gara HTI Pertamina Rugi Rp11 Triliun, Cek Faktanya

"Pengembangan lapangan JTB juga akan membuka lapangan kerja secara langsung maupun tidak langsung dan pada gilirannya akan mengurangi angka kemiskinan yang menjadi salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo," katanya.

Setelah keluarnya Surat No.9/13/MEM.M/2017 tertanggal 3 Januari 2017, pemerintah melalui Kementerian ESDM memerintahkan Pertamina melalui PT Pertamina EP Cepu untuk mengembangkan Lapangan JTB dan selesaikan proses pengalihan lapangan dengan skema Business to Business bersama ExxonMobil Cepu Limited.

Buru Cadangan Migas, Pertamina EP Selesaikan Survei Seismik 3D X-Ray

Saat ini, menurut Massa, Pertamina masih terus menuntaskan negosiasi pengalihan hak partisipasi (Participating Interest/PI) dalam pengembangan JTB. Pertamina kini masih memiliki PI 45 persen. Setelah alih kelola, Pertamina akan menguasai PI hingga 91 persen dan sisanya 9 persen akan dimiliki badan usaha milik daerah (BUMD).

Seiring proses negosiasi tersebut, Massa melanjutkan, telah banyak kemajuan diraih proyek JTB antara lain tercapainya kesepakatan jual beli gas bumi dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan harga US$7,6/MMBTU pada 8 Agustus 2017.

"Kesepakatan itu menjadi awal untuk bisa mengembangkan lapangan gas JTB, karena sudah ada pembelinya," ujarnya.

Sebagai informasi, lapangan JTB memiliki kompleksitas tinggi dengan kandungan CO2 34 persen, fasilitas pemrosesan gas 330 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), dan produksi gas jual 172 MMSCFD.

Lapangan ini dimulai pengeborannya setelah Pertamina EP Cepu menunjuk PT Rekayasa Industri (Rekind) dan PT Japan Gas Corporation yang sudah memenangi tender.
 
Ia menyebut Pertamina optimistis, lapangan JTB akan berproduksi 2021 dan sekaligus mempercepat utilisasi pipa transmisi gas Gresik-Semarang.

"Pemanfaatan gas bisa diperluas, sehingga proyek-proyek yang sempat tertunda dan keekonomiannya diragukan, akan kembali berjalan satu per satu dan menggerakkan perekonomian di Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata dia.

Massa pun menambahkan, saat ini, Pertamina melalui anak perusahaan, yakni PT Pertamina Gas (Pertagas) tengah menyelesaikan pembangunan pipa Gresik-Semarang sepanjang 267 kilometer dengan nilai investasi sekitar US$515,7 juta.

"Dengan progres EPC saat ini sudah mencapai 85 persen, diperkirakan proyek ini onstream pada pertengahan 2018," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya