- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA – Kunjungan Emir Qatar beberapa hari lalu di Istana Bogor, langsung ditindak lanjuti oleh pemerintah Indonesia. Di luar jadwal resmi, Presiden Joko Widodo melakukan rapat kabinet terbatas di Istana, Senin 23 Oktober 2017.
Salah satu yang dibahas adalah investasi Qatar di sektor pariwisata. Negara kaya minyak itu tertarik untuk menanamkan investasinya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
"Minggu ini kami akan merapatkan, kemudian akan menawarkan beberapa proyek ke sana, yaitu Mandalika. Itu proyek wisata. Kemudian sudah difinalisasikan oleh ESDM mengenai LNG (Liquefied Natural Gas), yang akan dibeli dari Qatar," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, di Istana Negara, Jakarta, Senin 23 Oktober 2017.
LNG ini akan digunakan untuk bagian barat Indonesia terutama di Sumatera Utara. Pembelian gas dari Qatar ini, lanjut Luhut, karena ongkosnya terbilang murah yakni US$7,16 per MMBTU.
Untuk gas, dalam tahap penyelesaian oleh Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar. "Saya kira hampir final," kata Luhut.
Membeli dari Qatar, karena perhitungan pemerintah harganya terbilang murah. Apalagi untuk kebutuhan Indonesia di bagian barat.
"Daripada kita membawa dari Indonesia timur, dan itu juga jadi model kepada orang lain untuk efisiensi karena cost-nya jadi kira-kira US$7 per MMBTU," jelas Luhut.
Untuk Mandalika, lanjut Luhut, Emir Qatar memang ingin segera masuk. Sehingga nantinya, investasi dari negara itu juga untuk Bandara Internasional Lombok di Praya.
"Jadi nanti mulai terminalnya, perpanjangan lapangan terbangnya, sekarang kan 2.600 meter di Lombok, itu mau dibikin sampai 3.000-an meter sehingga bisa nanti 380 (pesawat besar jenis Airbus 380) mendarat di sana," lanjut Luhut.
Untuk di wilayah Mandalika, Qatar sendiri sudah siap untuk mengembangkan resort. Seperti yang diinginkan oleh pemerintah provinsi NTB, mengembangkan pariwisata yang halal.
"Itu nanti resort halal di daerah situ," lanjut Luhut.
