Kisah Arifin Siregar Arungi Perjalanan Ekonomi Bangsa

Diskusi Peluncuran Buku Autobiografi Arifin Siregar.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Eduward Ambarita

VIVA – Sejumlah mantan menteri hingga Presiden ke-3 Republik Indonesia B.J Habibie menghadiri peluncuran buku Arifin Mohamad Siregar, Sabtu, 4 November 2017 di The Energy Building, Jakarta. 

Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi US$413,6 Miliar

Arifin yang adalah mantan gubernur Bank Indonesia 1983-1988, mengisahkan hidupnya dalam sebuah buku tentang perjalanannya mengalami peristiwa ekonomi dari berbagai zaman ketika dialami bangsa Indonesia. 

Berjudul 'Aneka Zaman Dalam Renungan', buku autobiografi ini Arifin juga tak lupa mengajak bernostalgia pribadinya pada masa lalu.

BI Fast Payment, Jawaban untuk Kebutuhan Transaksi Murah

Pantauan VIVA, sejumlah tokoh yang hadir ialah Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, ekonom Emil Salim, Kwik Kian Gie, Gita Wirjawan, Marsilam Simanjuntak, dan pengusaha Arifin Panigoro. 

Arifin Panigoro dalam pembahasan diskusi buku mengatakan bahwa Arifin Siregar merupakan sosok rendah hati dan figur yang harus dijadikan contoh oleh banyak orang, terlihat dari jumlah temannya yang begitu banyak.

Cadangan Devisa RI Februari 2022 Naik Tipis, Ini Pendorongnya

Awal perkenalannya, ia sempat menilai Arifin Siregar sebagai seorang asal suku Batak dengan karakter tegas. Ternyata setelah berkenalan anggapan itu seolah terpatahkan.

Dengan nada seloroh, pemilik usaha Grup Medco tersebut beranggapan bahwa hal itu banyak dipengaruhi oleh istrinya, Adiati Arifin Siregar, yang berasal dari suku Jawa.

"Dia seorang Batak yang lebih dari Jawa. Seperti Pak Habibie juga begitu, jadi Jawa ini (memberi) pengaruh besar sekali ke orang seberang (laki-laki luar Jawa)," kata Arifin disambut tawa oleh para tamu.

Sementara itu, putra sulung Arifin, Panya M. Siregar, mengucapkan banyak terima kasih atas apresiasi peluncuran buku ayahnya. Ia merasa bahagia, tamu yang hadir begitu banyak menandakan perkawanan ayahnya dengan banyak orang dirawat sangat baik. 

"Kami (keluarga) merayakan satu hal yang dibanggakan. Beliau menghargai pertemanan dan persahabatan yang beliau bangun selama ini. Ini mungkin terlihat dari yang hadir di depan," ujarnya. 

Dalam buku ini, Arifin memulai proses pengumpulan catatan serta dokumentasi pribadinya sejak 2016. Buku setebal 388 halaman dan terdiri atas 57 subjudul itu, banyak berkisah perjalanan hidup Arifin Siregar sangat lengkap dengan gaya tulisan sederhana.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya