Tiga Produk Investasi Ini Bisa Bikin Cepat Untung

Ilustrasi investasi
Sumber :
  • www.pixabay.com/nattanan23

VIVA – Generasi milenial mungkin sudah banyak yang memahami, mengapa uang yang kita miliki sekarang sebaiknya tidak didiamkan begitu saja. Tak lain dan tak bukan adalah karena inflasi yang menghantui. 

Dunia Berebut Investasi, Ekonom: KUHP Baru Bakal Ganggu Realisasi Penanaman Modal Asing

Uang yang Anda miliki saat ini nilainya akan terus menurun selama ada tekanan inflasi. Sementara itu, inflasi sulit dielakkan selama ada pertumbuhan ekonomi dan daya beli.

Alhasil, bila saat ini Anda memiliki gaji Rp10 juta dan sudah merasa kaya, sehingga berboros ria, 5 tahun lagi belum tentu gaji sebesar itu akan tetap memadai kebutuhan Anda. Ya, setiap tahun ada peluang kenaikan penghasilan, namun laju inflasi seringkali lebih tinggi dibandingkan kenaikan gaji.

Di Era Transisi, Kolaborasi Semua Pihak Jadi Kunci Menuju Ketahanan Energi Nasional

Mengutip data Badan Pusat Statistik, dalam 10 tahun belakangan ini, tingkat inflasi di Indonesia rata-rata di angka 6 persen. Ini adalah angka umum. Sementara itu, bila Anda hendak spesifik melihat tren kenaikan biaya di beberapa segmen, akan melihat angka yang bisa jadi lebih tinggi.

Kenaikan biaya pendidikan misalnya, setiap tahun bisa mencapai 10 persen. Apalagi harga rumah yang bisa di atas 10 persen kenaikannya per tahun.

Manufaktur RI Menggeliat, Airlangga Jaga Iklim Usaha Kondusif

Momok inflasi ini lah yang menjadi alasan terkuat mengapa Anda perlu memikirkan cara mengembangkan dana supaya bisa lebih produktif. Nah, di era digital seperti saat ini, pencarian akan instrumen investasi jangka pendek dapat Anda temui dengan mudah. Yuk, lihat apa saja pilihannya, seperti yang diulas Halomoney.co.id:

1. P2P Lending

Berinvestasi di platform P2P lending bisa jadi pilihan oke. Platform ini memungkinkan Anda menjadi pendana atau investor yang memberikan pendanaan pada para peminjam (borrower). Atas langkah itu, Anda akan mendapatkan sejumlah imbal hasil berupa bunga atau return pengembangan dana.

Saat ini, di Indonesia sudah cukup banyak perusahaan teknologi finansial (fintech) peer-to-peer lending yang bisa Anda pertimbangkan. Imbal hasil yang bisa Anda dapatkan dengan menjadi pendana bisa jauh di atas tingkat imbal hasil produk bank bahkan produk pasar modal.

Rata-rata P2P lending bisa memberikan return bagi pendana di kisaran 15 -24 persen per tahun. Sementara itu, jangka waktu investasi rata-rata di bawah 1 tahun, bahkan ada yang hanya 20 hari.

2. Reksa Dana Pasar Uang

Anda yang menyukai produk pasar finansial bisa menimbang berinvestasi di reksa dana pasar uang. Sesuai namanya, reksa dana pasar uang memiliki aset dasar produk money market seperti sertifikat deposito, kas, hingga surat utang bertenor di bawah setahun.

Reksa dana cocok untuk Anda yang membutuhkan instrumen investasi jangka pendek. Dengan risiko lebih rendah dibandingkan reksa dana saham, produk reksa dana pasar uang dapat memberikan imbal hasil hingga 7 persen per tahun. Masih di atas imbal hasil deposito bank.

3. Saham

Perencana keuangan mungkin banyak menyebut saham sebagai instrumen investasi untuk membantu pencapaian tujuan keuangan jangka panjang. Namun, bukan berarti Anda tidak bisa memanfaatkannya sebagai cara mengembangkan uang dalam waktu singkat. Caranya adalah dengan trading saham atau berdagang saham.

Pelajari lebih dulu seluk beluk trading dan strategi trading yang tepat agar Anda bisa mengelola risiko berdagang saham. Lalu, pilih lah platform trading saham yang oke. Di era digital seperti sekarang, kebanyakan broker besar menyediakan platform trading saham online.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya