Impor RI dari Israel Terus Berkurang

Aksi demonstrasi menolak Israel di Solo.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Fajar Sodiq.

VIVA – Penyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang mendeklarasikan Yerusalem menjadi Ibu Kota Israel, menuai respons keras dari berbagai negara dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Bahkan, Presiden Joko Widodo mengaku dongkol mendengar kabar tersebut. 

Neraca Perdagangan RI Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi Indonesia

Tidak hanya itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla pun memperingatkan ada potensi gejolak ekonomi global yang terjadi, dampak diakuinya Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel oleh AS. Antara lain, bergejolaknya harga minyak dan menurunnya perdagangan internasional, karena potensi embargo ekonomi oleh banyak negara. 

Berbicara dengan perdagangan, hubungan Indonesia dan Israel masih terus terjalin hingga saat ini. Namun, dikutip VIVA dari data Badan Pusat Statistik (BPS), Rabu 13 Desember 2017, Indonesia masih untung berdagang dengan Israel. 

BPS Sebut Seruan Boikot Produk Israel Tidak Signifikan Pengaruhi Kinerja Perdagangan

Pada periode Januari hingga Oktober 2017, ekspor Indonesia ke Israel tercatat sebesar US$102 juta, sedangkan nilai impor RI dari Israel tercatat senilai US$100,66 juta. Artinya, terjadi surplus dagang senilai US$2,28 juta.

Data tersebut juga menunjukkan bahwa impor RI dari Israel terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada 2012, impor RI dari Israel mencapai US$183,9 juta, turun menjadi US$145,9 juta (2013), US$138,8 juta (2014), US$116,7 juta (2015), dan US$103,1 di 2016. 

Neraca Perdagangan Oktober Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Terlepas dari data tersebut, hingga saat ini Indonesia belum menentukan sikapnya terkait kerja sama ekonomi kedua negara. Namun, para pengusaha berharap kontroversi Trump tersebut tidak memengaruhi dunia usaha di tanah air, khususnya bidang perdagangan.

Ilustrasi ekspor impor.

Neraca Perdagangan Januari Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi RI

Bank Indonesia (BI) menilai surplusnya neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2024 akan menopang ketahanan eksternal perekonomian RI ke depan.

img_title
VIVA.co.id
16 Februari 2024