Cara Industri Hulu Migas Tekan Biaya Operasional

Kantor SKK Migas
Sumber :
  • ANTARA/Dhoni Setiawan

VIVA – Masih rendahnya harga minyak dunia beberapa tahun terakhir berdampak besar pada penurunan produksi minyak dan gas. Hal itu membuat nilai investasi ke industri migas menjadi rendah dan memberikan tantangan besar.

SKK Migas: Komersialisasi Migas Harus Prioritaskan Kebutuhan Dalam Negeri

Untuk itu, agar industri di sektor migas dapat bertahan dari kondisi ini, pemerintah, investor, maupun industri pendukung dituntut untuk menghasilkan keputusan bisnis yang paling efisien.
 
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi mengatakan, rendahnya investasi di industri hulu migas juga membuat pihaknya ikut melakukan efisiensi di segala bidang.

Menurut dia, SKK Migas melakukan efisiensi dari sisi operasional kantor (general affairs), mulai dari sewa gedung, transportasi untuk mobilisasi pekerja, fasilitas dan peralatan kantor, fasilitas kedinasan, serta travel dan akomodasi perjalanan dinas.
 
“SKK Migas terus berusaha menjaga kesinambungan kegiatan hulu migas, termasuk menjaga iklim investasi agar industri ini tetap menarik bagi investor,” kata Amien dalam siaran persnya, usai membuka General Affairs (GA) Forum 2017, Kamis 14 Desember 2017.

Dukung Produksi, 15 Proyek Migas Siap Beroperasi di 2024

Amien mencontohkan, SKK Migas telah melakukan efisiensi operasional. Untuk gedung, pengurangan luas bangunan yang disewa menghemat Rp70 miliar untuk lima tahun. Efisien anggaran untuk rapat luar kantor mulai 2017 diperkirakan mencapai Rp51 miliar per tahun.

Sementara itu, dalam pengajuan anggaran general affairs oleh seluruh kontraktor kontrak kerja sama dalam rencana program dan anggaran (WP&B) 2017, memberikan kontribusi efisiensi senilai Rp350 miliar.

Target Investasi Hulu Migas 2023 Tak Capai Target, Kepala SKK Migas Ungkap Kendalanya

Perlu diketahui, GA Forum 2017 diselenggarakan sebagai wadah bertukar pikiran dan benchmarking bagi pengelola general affairs melibatkan pelaku industri hulu migas maupun industri lainnya.

Tahun ini, kegiatan yang dihadiri 300 orang peserta ini mengangkat tema “Smart Facility Management to Enhance Business Process and Eficiency”.

Forum menghadirkan Finance and Administration Director, MRT Jakarta, Tuhiyat sebagai pembicara utama dan belasan narasumber dari SKK Migas, Unilever Indonesia, Bank Mandiri, Grad Indonesia, Microsoft Indonesia, Citilink, Chevron, dan lainnya. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya