Paus Didorong, Vatikan Evaluasi Keamanan

VIVAnews - Vatikan akan mengevaluasi prosedur keamanan setelah seorang wanita melompati pagar pembatas dan berlari ke arah Paus Benedict XVI untuk mendorongnya. 

Terungkap, Alasan Rizky Irmansyah Sukses Curi Perhatian Nikita Mirzani

Insiden ini terjadi ketika Paus Benedict sedang berjalan menuju altar utama untuk memimpin Misa Natal di Basilika St Peter.

Insiden didorongnya Paus tersebut merupakan yang kedua kalinya dalam dua tahun terakhir.  Juru bicara vatikan mengatakan, wanita yang berupaya mendorong Paus itu telah diamankan oleh petugas.  Paus Benedict sendiri sama sekali tidak terluka. 

Sesuai tradisi, ia menyampaikan ucapan Selamat Natal dalam 65 bahasa.  Meskipun awalnya tampak sedikit limbung, Paus tanpa kesulitan juga menyampaikan pidato pendek tentang wilayah-wilayah bermasalah di dunia.

Bagaimana pun, insiden itu memunculkan pertanyaan tentang tingkat keamanan keuskupan.  Terlebih, wanita yang terlibat dalam insiden tersebut, sebelumnya telah melompati pagar pembatas yang sama pada Misa Tengah Malam pada tahun 2008.  Ia bahkan mengenakan pakaian berkerudung merah yang sama.  Namun pada Misa 2008 yang lalu, wanita tersebut gagal untuk mendekati Paus.

Pejabat-pejabat Italia juga memperhatikan kesamaan yang ganjil dengan insiden penyerangan dua minggu lalu terhadap Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, di Milan oleh seorang pria dengan sejarah penyakit psikologis.  Penyerangan itu mengakibatkan patahnya hidung dan dua gigi Berlusconi.

Vatikan mengidentifikasi wanita yang terlibat insiden pendorongan terhadap Paus sebagai Susanna Maiolo.  Maiolo yang berkewarganegaraan Swiss dan Italia memiliki masalah psikiatris.  Ia secepatnya dibawa ke sebuah klinik untuk dirawat.  Petugas Kementerian Dalam Negeri mengatakan, Maiolo tinggal di Swiss, dan ia sengaja bepergian ke Roma, Italia, untuk mengikuti Misa Natal, seperti yang juga dilakukannya tahun lalu.

Siapapun memang dapat mengikuti Misa kepausan.  Tiket misa diperlukan, tapi cukup mudah didapat.  Tidak diperlukan kartu identifikasi untuk memasuki gerbang, meskipun para pengunjung harus melewati detektor logam sebagai bagian dari posedur keamanan.

Pihak berwenang, Federico Lombardi, menyatakan bahwa tidaklah realistis untuk berpikir bahwa Vatikan dapat seratus persen menjamin keamanan bagi Paus.  Apalagi Paus kerapkali dikelilingi oleh puluhan ribu massa yang mengikuti berbagai audiensi mingguan, Misa, ucapan kepausan, dan agenda-agenda lain.

Resiko nol dinilai tidak dapat dicapai.  “Orang-orang ingin melihat dia (Paus) dari dekat, dan Paus pun senang dapat melihat mereka dari dekat.  Risiko nol jelas tidak realistis dalam situasi di mana terdapat hubungan langsung dengan orang-orang,” kata Lombardi.  Di lain pihak, kontak langsung tersebut merupakan bagian tak terpisahkan dari tugas Paus.

Bagaimana pun, petugas-petugas keamanan Vatikan tetap akan mengevaluasi insiden kemarin, dan mencoba untuk belajar dari pengalaman.  Meskipun upaya menerobos pagar pembatas itu merupakan kali kedua, tapi kontak langsung antara penyerang dan Paus Benedict tersebut merupakan yang pertama kalinya dalam lima tahun masa kepausannya.

Oleh karena insiden didorongnya Paus terjadi dalam teritori Vatikan, maka kini terserah pada otoritas hukum Vatikan untuk memutuskan apakah mereka akan mengenakan tuduhan terhadap Maiolo atau tidak.  Sistem hukum Vatikan selama ini dianggap sangat murah hati. (AP)


VIVA Militer: Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky

Rusia Telah Menangkap Pemodal Teroris Serangan Moskow, Ternyata Dikirim Melalui Ukraina

Dalam penemuan itu, mereka mengklaim bahwa negara Ukraina telah membayar “sejumlah besar dana” kepada para pelaku.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024