Konfrensi London 2010

Indonesia Punya Aset untuk Bantu Afganistan

VIVAnews - Indonesia yakin memiliki kapasitas untuk memberikan kontribusi bagi persoalan di Afganistan. Kemampuan itu berupa pembangunan kapasitas dan kemampuan berkomunikasi dengan berbagai kalangan di Afganistan untuk membangun kembali negara itu dari kehancuran perang.

Demikian ungkap juru bicara Kementrian Luar Negeri (Kemlu), Teuku Faizasyah. Pernyataan itu terkait dengan keikutsertaan Indonesia dalam pertemuan internasional di London, Inggris, untuk membantu masa depan Afganistan. Dalam pertemuan yang berlangsung Kamis, 28 Januari 2010, Indonesia mengutus Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa bersama dengan sejumlah pejabat senior Kemlu.

Faizasah mengatakan bahwa kemampuan Indonesia untuk berkomunikasi dengan Afganistan dianggap sebagai aset berharga untuk membantu menyelesaikan persoalan di Afganistan.

"Aset yang kita miliki adalah dalam hal kita bisa berhubungan baik dengan semua komponen di Afganistan. Aset itu yang mereka harap bisa kita berikan," kata Faizasyah dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat 29 Januari 2010. "Misalnya dulu ketika ada warga Korea Selatan yang diculik, proses pembebasan dilakukan KBRI di Afganistan," tambah Faizasyah.

Namun, Faizasyah menambahkan bahwa dalam memberikan kontribusi, Indonesia juga harus mengukur apa yang bisa diberikan, dalam hal ini masih dalam bentuk pembangunan kapasitas, seperti pelatihan di bidang pertanian, iptek, dan pendidikan. Kontribusi tersebut sudah diberikan sejak 2003.

Mengenai sikap Indonesia terhadap penambahan pasukan Amerika Serikat (AS) ke Afganistan yang mencapai 30.000 personel, Faizasyah tidak mau berkomentar.

Yusril Sebut Gugatan 03 Buat Adegium 'Vox Populi Vox Dei' Kehilangan Makna

"Tapi, sewaktu ada pernyataan mengenai perubahan kebijakan AS tersebut, kita melihat konteks yang lebih luas karena di situ disebut penambahan pasukan itu adalah untuk rekonsiliasi , membangun pemerintahan yang stabil. Jadi kita mengapresiasi pendekatan yang lebih komprehensif dari AS," kata Faizasyah.

Dalam pertemuan di London, Indonesia sendiri menekankan pentingnya rekonsiliasi antar berbagai kelompok di Afganistan. "Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dalam konferensi di London telah menyampaikan himbauan rekonsiliasi di Afganistan guna menciptakan perdamaian di negara itu," kata Faizasyah.

Konferensi mengenai Afganistan di London, Kamis 28 Januari 2010, dihadiri menteri luar negeri dan pejabat tinggi dari sekitar 70 negara. Konferensi tersebut untuk mendengarkan dan mencoba menarik benang merah dari apa yang disampaikan mengenai bantuan yang dibutuhkan Afganistan dan apa yang akan dikontribusikan oleh negara-negara peserta.

Presiden Joko Widodo.

Jokowi Ogah Komentari soal Sengketa Pemilu 2024 di MK

Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mau berkomentar namanya disebut-sebut dalam sidang gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024