VIVAnews - Perdana Menteri (PM) Inggris, Gordon Brown, mulai menerapkan pola makan sehat jelang kampanye pemilu pertengahan tahun ini. Pemimpin Partai Buruh yang sedang berkuasa itu dikabarkan rutin mengonsumsi pisang sekaligus menjauhkan diri dari cokelat.
Demikian ungkap sejumlah media massa di Inggris. Seorang juru bicara PM Inggris memastikan bahwa bosnya mulai menerapkan pola makan yang sehat. "Pak Perdana Menteri selalu berpandangan bahwa diet [pola makan] yang berimbang sangatlah penting," kata juru bicara yang tidak disebutkan namanya seperti yang dikutip laman harian The Sun, Selasa 9 Februari 2010.
Muncul spekulasi dari koran tabloid itu bahwa Brown setiap bisa melahap sembilan buah pisang. Buah itu dianggap sebagai pengganti yang sepadan bagi penganan yang dulu rutin dikonsumsi Brown, yaitu wafer cokelat merek KitKat, serta minuman ringan.
Namun, juru bicara PM Inggris membantah kabar dari The Sun bahwa pemimpin yang 20 Februari nanti berusia 59 tahun itu bisa melahap pisang sampai sembilan buah setiap hari.
"Itu cuma spekulasi," tutur dia.
Sementara itu seorang pakar gaya hidup, Carole Caplin, kepada The Sun mengingatkan agar Brown jangan terlalu banyak makan pisang. "Gordon memang sudah bertindak tepat dengan tidak lagi mengonsumsi KitKat dan minuman ringan, namun kalau makan pisang sampai sembilan buah bukanlah sesuatu yang baik," kata Caplin.
Menurut mantan konsultan istri eks PM Inggris, Cherie Blair, itu menilai bahwa pisang memang buah yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh karena rendah kalori, sodium dan lemak serta kaya akan serat, potassium, dan anti oksidan.
Namun, terlalu banyak pisang bisa menimbulkan efek samping yang tak nyaman bagi konsumen. Gangguan itu adalah perut rentan kembung dan menimbulkan gas serta bisa menyebabkan gangguan pencernaan, bahkan sering buang air besar (BAB).
Gangguan itu tentu sangat tak nyaman bagi Brown. Bayangkan bila kampanye yang dia lakukan bisa terganggu karena sering BAB.
Usai Memilih Mualaf, Davina Karamoy Belum Siap Kenakan Hijab
Davina Karamoy mengungkapkan bahwa dia belum merasa mantap untuk mengenakan hijab, meskipun dia sudah menjadi mualaf sejak masa SMA, tapi belum memilih berhijab.
