Perdagangan Manusia

Tiap Tahun 1.000 Anak di AS Jadi Pekerja Seks

VIVAnews - Tiap tahun, sekitar 1.000 anak kelahiran Amerika dipaksa menjadi pekerja seks komersil di negara bagian Ohio, Amerika Serikat (AS). Selain itu, sekitar 800 imigran dieksploitasi secara seksual dan dipaksa melakukan pekerjaan berat dengan bayaran minim.

Data itu terungkap dalam laporan Komisi Studi Perdagangan Manusia (Trafficking in Persons Study Commission) di AS, Rabu 10 Februari 2010.

Menurut laporan itu, lemahnya hukum di Ohio mengenai perdagangan manusia, peningkatan permintaan terhadap tenaga kerja murah, dan kedekatan wilayah dengan perbatasan Kanada adalah faktor-faktor utama sehingga bermunculan aktivitas-aktivitas ilegal tersebut.

"Ohio tidak hanya menjadi tempat tujuan korban-korban perdagangan manusia kelahiran luar AS, tetapi juga menjadi tempat rekrutmen," kata Celia Williamson, profesor dari University of Toledo yang memimpin penelitian.

Dibentuk tahun lalu oleh Jaksa Richard Condray di Ohio, komisi juga menemukan bahwa lebih dari ratusan anak di Ohio berisiko dipaksa menjadi pekerja seks atau bekerja di sektor yang tidak mereka inginkan, seperti di restoran atau proyek bangunan.

Di AS, menurut Departemen Luar Negeri AS, antara 45.000 hingga 50.000 orang dijual ke AS. Dari tahun 1999 hingga 2000, populasi penduduk kelahiran luar AS meningkat 30 persen. Jaringan imigran ilegal dan legal berkembang di Ohio dan biasanya sangat terorganisir. (Associated Press)

Hizbullah Tembakkan 15 Roket ke Wilayah Israel
Ilustrasi remaja.

Gak Nyangka, Ternyata Gen Z Punya Karakter Mulia Ini

hasil riset HILL ASEAN Study 2021, mengungkap bahwa Gen Z ternyata memang mengutamakan nilai-nilai kekeluargaan maupun komunitas. Mereka tumbuh jadi generasi harmonis.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024