24 Jam Berdarah di Kandahar 8 Warga AS Tewas

Pasukan AS bersiap melakukan operasi militer di Afganistan
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Pasukan Amerika Serikat (AS) di Afganistan baru saja mengalami 24 jam yang menegangkan. Delapan tentara mereka tewas setelah menghadapi baku tembak sengit dengan milisi Taliban.

Pertempuran berlangsung di suatu markas polisi di Kota Kandahar saat milisi Taliban melancarkan serangan sporadis. Demikian ungkap pejabat AS, Rabu 14 Juli waktu setempat.

Pasukan AS dan para mitra koalisinya yang tergabung dalam NATO sudah mengantisipasi bahwa mereka bakal menghadapi serangan yang gencar dari Taliban pada pertengahan tahun ini. Milisi itu dikabarkan mengerahkan ribuan anggota baru dari sepanjang perbatasan di bagian selatan. Mereka tampak belum menyerah untuk meladeni AS dan koalisinya, yang telah sembilan tahun menduduki Afganistan pasca serangan Teror 11 September 2001 di AS.

Sejak awal Juli, 45 prajurit koalisi tewas di Afganistan, 33 diantara mereka adalah tentara Amerika. Bulan lalu, 103 pasukan koalisi tewas akibat baku tembak dengan Taliban.

Serangan kali ini berawal saat seorang pengebom bunuh diri mempercepat laju mobilnya ke gedung markas polisi Afganistan di Kandahar, Selasa malam. Beberapa menit kemudian, para milisi melancarkan serangan bersenjata, baik dengan senjata mesin maupun pelontar granat.

Penyerbuan itu menyebabkan tiga serdadu AS, seorang polisi Afganistan dan lima warga sipil - yaitu tiga penerjemah dan dua petugas keamanan - tewas seketika. Namun, pasukan koalisi NATO tidak membiarkan Taliban masuk ke kompleks markas polisi.

Baku tembak pun berlangsung beberapa jam. Empat prajurit Amerika kemudian terbunuh pada Rabu kemarin akibat terkena serpihan bom rakitan yang dipasang di pinggir jalan. Seorang serdadu lagi tewas setelah mengalami luka akibat pertempuran.

Menelpon sejumlah wartawan, juru bicara Taliban - Qari Yousef Ahmadi - mengaku bahwa pihaknya bertanggungjawab atas serangan sporadis. Mereka mengklaim berhasil menewaskan 13 tentara koalisi. Namun, tidak disebutkan berapa dari anggota milisi yang tewas akibat pertempuran itu.

Di Kandahar, pada hari yang sama, Rabu 14 Juli 2010, seorang ulama pro pemerintah ditembak mati di sebuah mesjid. Dia adalah Haji Khalifa, seorang anggota dewan shura distrik Pajawai.   
 
Menurut sesama anggota dewan shura, Agha Haji Lalai, pembunuhan kian meningkat di Kandahar saat pemberontak Taliban menegaskan bahwa mereka masih menunjukkan pengaruh meski kota itu dijaga ekstra ketat. (Associated Press)

Terungkap 3 Alasan Iran dan Arab Saudi Saling Bermusuhan, Isu Agama Paling Kuat
Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta

Rupiah Amblas ke Rp 16.200 per dolar AS, Gubernur BI Lakukan Intervensi

Nilai tukar rupiah akhir-akhir ini melanjutkan tren pelemahan yang kini telah menembus level Rp 16.200 per dolar AS.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024