Ibu Ini Gigih Perangi Kuman Pemakan Daging

Sandy Wilson bersama dengan bayinya pada April 2005
Sumber :
  • AP Photo/Sandy Wilson

VIVAnews - Sadar dari bius, Sandy Wilson menyadari bahwa dia sudah menjadi pasien di suatu rumah sakit tempat dia pernah bekerja sebagai perawat. Sandy masih ingat bahwa, lima tahun lalu, dia punya bayi yang baru lahir dan pernah diberitahu bahwa dia mengidap infeksi.

Ibu berusia 34 tahun ini tetap terbaring lemah di atas ranjang. Namun, para dokter kagum bahwa Sandy dalam lima tahun terakhir memiliki mental yang kuat dalam berperang melawan kuman-kuman pemakan daging, yang menggerogoti organ-organ tubuhnya.

"Suatu ketika saat melihat perut, semua kulit sudah tidak ada dan saya bisa melihat organ-organ di dalam tubuh," kata Sandy. "Saya ingat bisa melihat usus besar. Saat itu saya merasa, 'Tidak mungkin saya bisa hidup seperti ini. Ini sama saja dengan hukuman mati," lanjut dia.

Selama lima tahun, Sandy harus berkali-kali menjalani bedah, termasuk cangkok organ. Dia tidak bisa tinggal di rumah dan tidak mampu mengasuh anaknya yang masih kecil. Suaminya pun meninggalkan dia.

"Saya seperti membusuk, baik dari dalam maupun luar. Semuanya sudah tercerabut dari diri saya," kata Sandy, yang saat ini terbaring di suatu rumah sakit di Baltimore, Amerika Serikat (AS).

Tak ada yang tahu persis bagaimana bisa Sandy menderita infeksi parah, yang dikenal dengan sebutan necrotizing fasciitis. Masalah bermula setelah Sandy melahirkan putranya, Christopher, melalui bedah caesar pada 1 April 2005.

Saat itu, Sandy mengalami masalah penggumpalan darah sehingga harus menerima transfusi dari ratusan pendonor. Beberapa pekan kemudian, Sandy diperbolehkan pulang ke rumah. Namun, dia hanya bisa bertahan selama dua hari.

Sandy kembali harus masuk rumah sakit karena adanya penggumpalan cairan di sekitar bekas operasi dan tekanan darahnya anjlok. Sejak saat itulah dia menerima perawatan intensif dari tim dokter.  

Bagi para ahli medis, infeksi yang diderita Sandy tergolong mengerikan. Infeksi itu rata-rata menyerang orang yang kegemukan, penderita diabetes, pasien kanker, penerima cangkok organ maupun mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Orang-orang seperti itulah yang makin bertambah di Amerika Serikat (AS).

Penyakit itu rata-rata disebabkan oleh bakteri streptokokus (strep). Namun, kini ada tren yang lebih menakutkan. Kuman-kuman super yang kebal dengan obat antibiotik seperti MRSA kian mampu membuat racun-racun "pemakan daging" dan bisa menyebabkan infeksi mengerikan seperti yang diderita Sandy.  

Di AS, infeksi demikian membunuh 20 persen dari total penderita. "Selama 20 tahun berpraktik, saya mungkin baru sekali menemukan kasus itu," kata dr. Alan Bisno, pakar medis spesialis infeksi yang pernah mengajar di Universitas Miami.

"Dalam beberapa tahun kemudian, semua yang pernah mengikuti kelas saya rata-rata pernah melihat kasus itu," kenang Bisno, yang pernah memberikan kuliah bagi para dokter mengenai infeksi mematikan. 

Dalam mengatasi kuman demikian, dokter hanya bisa menyingkirkan jaringan (tisu) yang telah mati dari organ tubuh. Masalahnya, infeksi bisa menyebar cepat.

Itulah sebabnya, kuman-kuman itu menggerogoti jaringan pada organ tubuh penderita sedikit demi sedikit. Seperti yang dialami Sandy, dimulai di bagian limpa, empedu, dan usus buntu. Kemudian menjalar ke semua usus.

Berbagai perawatan masih harus dijalani Sandy. Namun, dia bersyukur masih tetap bertahan selama lima tahun dan bahkan masih tetap yakin bahwa dirinya bisa sembuh dan kembali bekerja sebagai perawat.

Keyakinan untuk sembuh itulah yang, bagi tim dokter, merupakan salah satu obat mujarab yang diperlukan bagi pasien seperti Sandy. "Saya ingin bisa menolong orang lain yang juga mengalami hal yang sama," kata Sandy. (Associated Press)

Prof Yudan dan Pejabat BPIP Melayat ke Rumah Kayla Peserta Seleksi Paskibraka Sukabumi
Hakim Agung Suharto

Pernah Anulir Vonis Mati Sambo, Kabar Majunya Suharto jadi Wakil Ketua MA Dikritisi

Pencalonan Hakim Agung Suharto sebagai Wakil Ketua Mahkamah Agung menuai respons negatif karena Suharto pernah menganulir hukuman mati untuk Ferdy Sambo.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024