Terhukum Rajam di Iran Dibebaskan Sejenak

Sakineh Mohammadi Ashtiani
Sumber :
  • AP Photo/Vahid Salemi

VIVAnews - Seorang perempuan di Iran yang tengah menunggu hukuman rajam, Sakineh Mohammedi Ashtiani, akhir pekan lalu diberi kesempatan untuk keluar dari penjara dan berbicara kepada para wartawan. Ashtiani menggunakan momen itu untuk mengecam pihak-pihak yang dia anggap selama ini mengumbar kebohongan dan telah merugikan dirinya. 

Ashtiani menyatakan akan menuntut dua wartawan Jerman, yang menurut dia telah memaksa anaknya untuk berkata bohong. Dia mengatakan bahwa berita di media dan pembelaan masyarakat internasional mengenai dirinya terlalu berlebihan dan malah membuat posisinya semakin rumit.

Demikian kata Ashtiani saat berbicara dengan para wartawan Sabtu, 1 Januari 2010, seperti yang dilansir stasiun televisi CNN. Dengan pengawalan, Ashtiani kala itu diperbolehkan keluar dari penjara untuk makan malam bersama anak-anaknya di Kota Tabriz.

Mengenal Empat Zaman yang Digambarkan dalam Ramalan Jayabaya

Pihak berwenang Iran hanya memberi waktu sehari bagi Ashtiani untuk keluar dari penjara. Sementara itu, salah seorang anaknya, Sajjad Ghaderzadeh, baru saja bebas dari penjara setelah memberikan wawancara kepada para wartawan Jerman.

Kedua wartawan Jerman dari koran Bild am Sonntag kini mendekam di penjara Iran akibat melanggar ketentuan visa dengan mewawancarai Ghaderzadeh. Sesuai izin berkunjung (visa) dari pihak berwenang Iran, mereka menyambangi negara itu sebagai turis, namun menyalahgunakan izin itu dengan melakukan pekerjaan jurnalistik.

Ashtiani menjelaskan bahwa anaknya dibujuk untuk berkata bohong mengenai penyiksaan atas dirinya demi menarik simpati masyarakat internasional. Dia juga mengatakan bahwa para pendukungnya yang tergabung dalam Komite Internasional Penentang Perajaman terlalu berlebihan dan mempermalukan dirinya dan negaranya.

Dia dilaporkan akan mengajukan tuntutan kepada dua orang wartawan Jerman karena mewawancarai anaknya tanpa izin, mantan pengacaranya yang saat ini mengasingkan diri di Norwegia dan aktivis penentang rajam Jerman, Mina Ahadi yang telah mempolitisir kasusnya dan mempermalukan dirinya.

“Saya berbicara karena sudah terlalu banyak yang mengeksploitasi kasus saya dengan mengatakan bahwa saya disiksa, itu semua bohong. Biarkan kasus saya berjalan. Mengapa kalian mempermalukan saya,” ujar Ashtiani.

Pernyataannya diperkuat oleh pengakuan anaknya yang mengatakan bahwa dia sengaja berbohong agar ibunya dibebaskan. Sebelumnya, dia pernah meminta bantuan komunitas internasional untuk turun tangan membantu kasus ibunya, namun dia menariknya kembali tanpa alasan yang jelas.

“Saya kira jika kasusnya menjadi kontroversial, dia akan dibebaskan. Tapi itu tidak terjadi,” ujar Ghaderzadeh.

Ghaderzadeh mengatakan tidak akan membela ibunya lagi. Karena dia telah mengakui ibunya telah bersalah ikut andil dalam membunuh ayahnya. Dia mengatakan hanya ingin agar pemerintah mengganti hukuman rajam bagi ibunya menjadi hukuman gantung atau hukuman yang lebih ringan lainnya.

Janda dua anak itu divonis hukum rajam, atau dilempari batu hingga mati. Vonis itu dia terima pada 2006 atas kasus perzinahan dan pembunuhan suaminya. Vonis yang dia terima menuai kecaman kalangan HAM di mancanegara dan sejumlah negara sehingga otoritas Iran menunda eksekusi Juli 2010.

Hukumannya bagi Ashtiani ini tengah dipertimbangkan, apakah tetap dirajam atau digantung. (umi)

Begini Cara Pilih Cushion Terbaik Biar Makeup Flawless
Ilustrasi gender atau jenis kelamin.

7 Negara yang Miliki Toilet Netral Gender di Dunia, Mayoritas di Asia!

Beberapa negara telah memulai pembangunan toilet gender netral sebagai upaya untuk menyediakan fasilitas yang inklusif bagi kelompok LGBTQ+. Toilet gender netral infonya.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024