- AP Photo/Jack Plunkett
VIVAnews - Pengadilan di Texas, Amerika Serikat (AS), menjatuhkan hukuman penjara selama tiga tahun kepada mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Tom DeLay. Politisi dari Partai Republik ini bersalah atas kasus pencucian uang.
Demikian ungkap harian The Christian Science Monitor, mengutip putusan sidang pengadilan di Kota Austin, Texas, Senin 10 Januari 2011 waktu setempat.
Sebenarnya, terpidana berusia 63 tahun itu mendapat tambahan hukuman penjara selama lima tahun. Namun, hakim bersedia mengganti vonis itu dengan hukuman masa percobaan kepada DeLay selama sepuluh tahun. Pengacara DeLay langsung mengajukan banding.
Menurut hakim, DeLay dinyatakan bersalah melakukan pencucian uang pada 2002. Saat itu, dia mengerahkan timnya untuk menyalurkan sumbangan sebesar US$190.000 kepada Komite Nasional Partai Republik. Agar dianggap sah, sumbangan dari DeLay itu dibuat seolah-olah berasal dari pihak korporat.
Uang itu untuk mendanai pencalonan para kandidat Republik untuk menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah di Texas. Pada tahun itu pula Partai Republik berhasil menjadi mayoritas di DPRD Texas dalam kurun beberapa tahun. Ini menjadi modal untuk menjegal para politisi Demokrat dalam pemilihan anggota DPR 2004.
DeLay merupakan mantan anggota DPR untuk Texas dari 1984 hingga 2006. Bahkan, dia sempat menjabat sebagai pemimpin Fraksi Mayoritas di DPR dari 2003 hingga 2005. Namun, karier politiknya terhenti setelah dia terlibat dalam kasus pencucian uang.
Selama berkiprah di DPR, DeLay dikenal keras dalam menerapkan disiplin partai kepada para kolega. Untuk itu, dia mendapat julukan "The Hammer" atau Sang Palu. Kini, dia tidak berdaya mendengar ketukan palu sidang dari hakim, yang menyuruhnya masuk penjara. (art)
Finance Minister Held Meeting to Discuss Impact of Iran-Israel Conflict
Finance Minister Sri Mulyani Indrawati held a meeting with the officials in her ministry to discuss the economic and financial situation due to the heated geopolitical si
