Korut Hengkang, Dialog Dua Korea Tersendat

Delegasi Korut berjalan menuju tempat perundingan di pos militer Korsel
Sumber :
  • AP Photo/Defense Ministry

VIVAnews - Upaya meredakan konflik dua negara Korea berjalan tersendat setelah delegasi Korea Utara (Korut) memilih keluar dari ruang pertemuan, alias walkout. Aksi ini terjadi setelah delegasi Korea Selatan (Korsel) meminta tanggungjawab Korut atas kematian 48 tentara mereka tahun lalu.
 
Menurut kantor berita Yonhap, insiden itu terjadi pada perundingan hari kedua, Rabu 9 Februari 2011, di desa Panmunjom, Korsel. Perundingan sesi itu sedianya untuk menentukan tanggal dan agenda pertemuan selanjutnya yang akan dihadiri oleh pejabat tinggi kemiliteran kedua negara.

Menurut delegasi dari Korsel yang tidak disebutkan namanya, agenda perundingan tersebut melenceng ke permasalahan lain yang menjadi ketegangan kedua negara pada tahun lalu.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Korsel menyatakan bersedia mengadakan perundingan tingkat tinggi militer dengan Korut, namun dengan syarat pemerintahan Kim Jong-il harus meminta maaf atas tewasnya 48 awak kapal Cheonan yang diduga ditorpedo Korut Maret tahun lalu.

Korut tetap pada posisinya, yaitu mengakui tak melakukan hal tersebut. Pihak Korut juga bersikeras baku tembak menewaskan empat orang di pulau Yeonpyeong akhir tahun lalu awalnya diprovokasi Korsel. Karena perdebatan ini, delegasi Korut memilih hengkang dari ruang rapat.

“Dalam situasi di mana mereka (Korsel) tak menginginkan adanya peningkatan hubungan Utara-Selatan, dan menolak untuk dialog. Militer dan rakyat kami tidak merasa perlu untuk berhubungan dengan Selatan,” ujar salah seorang delegasi Korut.

Amerika Serikat menyayangkan insiden ini dengan mengatakan bahwa Korut telah melewatkan kesempatan emas untuk menunjukkan kesungguhan dan niatnya berdialog.

“Ini adalah kesempatan penting bagi Korea Utara untuk menunjukkan kesungguhan dan niatnya untuk terlibat dalam sebuah dialog dan ternyata delegasi Korut keluar ruangan. Jelas, kesempatan baik mereka hilang ” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Philip Crowley.(np)

Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024