Eropa Larang Beli Minyak Suriah

Demonstran anti rezim Suriah di kota Daraa.
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Tekanan dunia internasional agar pemerintah Suriah Presiden Bashar Al Assad mengundurkan diri semakin keras. Kali ini, Para menteri luar negeri negara anggota Uni Eropa sepakat menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Suriah berupa pelarangan impor minyak dari negara tersebut.

Dilansir dari laman Xinhua pada Sabtu 3 September 2011, Uni Eropa juga menjatuhkan sanksi lain yang juga masih berkaitan dengan sektor minyak.

Uni Eropa berharap tekanan internasional ini bisa mempercepat runtuhnya rezim presiden Bashar Al-Assad. Lebih jauh, aksi ini diharapkan bisa membatasi sumber finansial Suriah.

Sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh Uni Eropa diantaranya berupa larangan pembelian, impor, dan transpor minyak serta produk minyak dari Suriah. "Selain itu Uni Eropa juga melarang penyediaan jasa finansial atau asuransi untuk menyertai transaksi tersebut,"  kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan yang dirilis di Bruxelles, Belgia, seperti dikutip dari CNN.

Uni Eropa juga menambahkan empat warga negara serta tiga badan negara Arab yang sudah bergolak selama beberapa bulan tersebut dalam daftar yang pihak yang ditarget untuk pembekuan aset dan larangan perjalanan. Namun aset yang bergerak di bidang kemanusiaan mendapat pengecualian.

Di Belanda, sejumlah partai telah meminta Shell, selaku produsen minyak terbesar negara tersebut, untuk menghentikan produksi minyak di Suriah. Namun Shell menyatakan baru akan berhenti memproduksi setelah pelarangan benar-benar diberlakukan.

Seperti diketahui, warga Suriah menggelar aksi protes besar-besaran dalam beberapa bulan terakhir. Mereka ingin Presiden Bashar Al Assad mengundurkan diri. Aksi ini mendapat dukungan dari negara-negara Barat.

Kendati sejumlah negara telah menekan pemerintah Suriah, Al Assad mengatakan tindakan yang dilakukan para pemimpin dunia itu tidak akan membuatnya berdiam diri.

Peristiwa terakhir yang muncul dari Suriah adalah aparat keamanan yang dilaporkan menembak mati tujuh orang demonstran. Ketujuh orang itu ditembak setelah mereka menggelar aksi protes sesaat setelah salat Hari Raya Idul Fitri, (sj)

Panas Ekstrem Melanda Thailand, 30 Orang Tewas
Pertemuan Prabowo Subianto dengan Surya Paloh Nasdem

Prabowo Makin 'Gemoy' Kuasai Parlemen Jika PKB dan Nasdem Gabung Koalisi

Presiden terpilih Prabowo Subianto disebut bakal mendapatkan keuntungan besar apabila merangkul PKB dan Nasdem masuk ke koalisi pemerintahan.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024