VIVAnews - Krisis keuangan internasional yang tengah berlangsung telah membawa dunia ke situasi paling sulit sejak era Depresi Besar. Sudah banyak negara dan masyarakat internasional mencoba menerapkan berbagai cara untuk menghadapi krisis ini.
Berbagai langkah itu telah berperan penting dalam menumbuhkan kepercayaan dan mengurangi dampak krisis. Sekaligus, mencegah meluasnya kegagalan sistem keuangan dan resesi global yang lebih dalam.
Krisis ini berpangkal dari sejumlah faktor. Di antaranya, kebijakan-kebijakan ekonomi dari sejumlah negara yang tidak tepat sasaran dan model pembangunan yang tidak efisien akibat rendahnya tingkat tabungan dan tingginya tingkat konsumsi. Selain itu, banyak lembaga keuangan melakukan ekspansi berlebihan, semata-mata demi mengejar keuntungan.
Krisis juga terjadi akibat rendahnya disiplin institusi-institusi keuangan dan lembaga-lembaga pemeringkat di tengah distorsi analisis risiko dan penentuan nilai aset. Regulasi dan pengawasan keuangan gagal dalam mengantisipasi percepatan inovasi keuangan sehingga mengakibatkan tumbuh dan berkembangnya produk-produk derivatif berisiko.
Merujuk pada petuah lama "belajarlah dari kesalahan masa lalu," saat ini kita harus menarik pelajaran dari krisis yang sedang berlangsung dan mencoba mengatasi akar masalahnya. Dalam konteks ini, kita harus berusaha menyeimbangkan daya simpan dan konsumsi, antara inovasi dan peraturan keuangan, antara sektor keuangan dan ekonomi riil.
Krisis ini pun melanda ekonomi China. Kami tengah menghadapi sejumlah tantangan, seperti anjloknya tingkat permintaan eksternal, overcapacity di sejumlah sektor, situasi bisnis yang sulit bagi para pengusaha, meningkatnya pengangguran di kawasan perkotaan dan turunnya tingkat pertumbuhan ekonomi.
Krisis keuangan global merupakan suatu tantangan bagi semua pihak di penjuru dunia. Kepercayaan, kerjasama, dan tanggungjawab merupakan kunci dalam mengatasi krisis.
Kepercayaan merupakan sumber utama kekuatan yang dapat menimbulkan efek lebih besar dari yang kita bayangkan. Maka kita semua harus memikirkan berbagai langkah sesegera mungkin untuk memulihkan kepercayaan pasar.
Maka, perlu ada kepercayaan bagi semua negara dalam prospek pembangunan ekonomi global; kepercayaan para pemimpin dan rakyat di negara masing-masing; kepercayaan di kalangan para pengusaha dalam investasi; serta kepercayaan setiap individu dalam konsumsi. Faktor-faktor itu jauh lebih penting dari faktor mana pun.
Dalam mengatasi krisis, kerjasama yang bersifat praktis merupakan cara yang efektif. Dalam globalisasi ekonomi dunia, semua negara sudah saling terikat dan sulit untuk lepas dari yang lain. Krisis keuangan merupakan suatu ujian bagi kesiapan masyarakat internasional untuk meningkatkan kerjasama sekaligus menguji kearifan kita.
Untuk mengatasi krisis, mengemban tanggung jawab merupakan suatu prasyarat. Saat pemerintah mengemban tanggungjawab dengan berbagai resolusi dan keberanian, mereka bisa mempertahankan tatanan keuangan yang stabil sekaligus mencegah krisis menimbulkan kerusakan yang lebih parah bagi ekonomi riil.
Para pemimpin politik juga harus memiliki visi yang lebih luas. Mereka harus bertanggungjawab kepada semua komunitas internasional selain kepada bangsa dan rakyat mereka sendiri.
Kita semua wajib menerapkan kesepakatan yang dibuat sejak Pertemuan Tingkat Tinggi G20 yang tahun lalu untuk membahas pasar keuangan dan ekonomi dunia. Kita tidak hanya harus melakukan langkah-langkah yang efektif untuk mengatasi berbagai kesulitan, namun juga mendesak terciptanya suatu tatanan ekonomi dunia baru yang berkeadilan, sehat, dan stabil.
Oleh karena itulah, ada lima langkah konkret yang harus ditempuh. Pertama, memperkuat kerjasama ekonomi internasional dan dukung rezim perdagangan multilateral yang baik. Pengalaman di masa lampau menunjukkan bahwa di saat krisis, penting bagi kita untuk bersikap terbuka dan bekerjasama. Kebijakan perdagangan yang protektif semata-mata akan memperburuk dan memperpanjang krisis. Oleh karena itu diperlukan pemberlakukan liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi - seperti Putaran Doha.
Kedua, segera mereformasi sistem keuangan internasional dan mempercepat pembentukan suatu tatanan baru keuangan internasional. Krisis saat ini jelas-jelas menunjukkan adanya kelemahan dalam sistem keuangan dan struktur pemerintahan internasional yang tengah berlaku. Maka penting bagi kita untuk mepercepat reformasi struktur pemerintahan dalam institusi-institusi keuangan internasional yang terkemuka. Selain itu, perlu dibentuk mekanisme penyelamatan keuangan di tingkat global serta peningkatan kapasitas dalam mengemban tanggungjawab dengan melibatkan negara-negara berkembang.
Ketiga, memperkuat kerjasama internasional dalam pengawasan dan regulasi keuangan sekaligus mengantisipasi tumbuh dan berkembangnya risiko-risiko keuangan. Semua otoritas keuangan di penjuru dunia harus meningkatkan kerjasama berbagi informasi dan pengawasan aliran modal di tingkat global untuk mencegah berjangkitnya risiko-risiko keuangan lintas negara. Kita harus memperluas regulasi yang mengatur sistem keuangan internasional.
Keempat, memberikan perlindungan secara efektif atas kepentingan negara-negara berkembang dan memperjuangkan pembangunan ekonomi di penjuru dunia. Masyarakat internasional, khususnya di negara-negara maju, harus mengemban tanggung jawab dan kewajiban untuk meminimalkan kerusakan yang timbul akibat krisis keuangan internasional di negara-negara berkembang. Mereka itulah yang harus dibantu untuk mempertahankan stabilitas keuangan dan pertumbuhan ekonomi. Institusi-institusi keuangan internasional juga harus bertindak tepat dalam membantu negara-negara berkembang melalui berbagai cara, seperti membuat prasyarat pinjaman yang tidak memberatkan mereka.
Kelima, bersama-sama mengatasi tantangan-tantangan global dan membuat situasi yang lebih baik bagi umat manusia. Berbagai isu seperti perubahan iklim, degradasi lingkungan hidup, wabah penyakit, energi, sumber daya alam, dan ketahanan pangan serta terorisme kini telah memberikan dampak bagi daya tahan dan pembangunan umat manusia. Tidak ada satu negara pun yang mampu mengelak dari tantangan-tantangan itu dan tidak bisa mengatasinya secara sendirian. Masyarakat internasional harus meningkatkan kerjasama dan hadapi tantangan-tantangan tersebut secara bersama.
Musim dingin yang keras ini akan berlalu, dan musim semi sudah di depan mata. Marilah kita perkuat kepercayaan dan bekerja bersama-sama untuk mewujudkan era baru pertumbuhan ekonomi dunia.
Tulisan ini merupakan hasil suntingan dari pidato Wen Jiabao, Perdana Menteri China, di hari pertama Forum Ekonomi Dunia, 28 Januari 2009, di Davos, Swiss.
VIVA.co.id
17 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
Seseorang pemilik Lamborghini Gallardo bernama Neeraj ingin menjual mobilnya melalui pedagang yang sedang ribut komisi, hingga akhirnya Lamborghini itu dibakar
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
29 hari lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
4 Zodiak Paling Pick Me, Leo Haus Validasi!
IntipSeleb
29 menit lalu
4 zodiak yang dianggap paling pick me, yang senang mencari perhatian dengan sikap mereka yang dinilai egois dan tidak menyenangkan hingga sering dijadikan bahan tertawaan
Berlibur ke Negeri Jiran, Potret Ayu Ting Ting Bersama Keluarga Jadi Sorotan
JagoDangdut
29 menit lalu
Setelah merayakan Lebaran Idul Fitri, Ayu Ting Ting, penyanyi dangdut ternama Indonesia, memilih untuk berlibur bersama keluarganya ke Malaysia, Negeri Jiran yang memikat
Selengkapnya
Isu Terkini