- REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
VIVAnews - Partai Kemerdekaan dan Keadilan (FJP) dan Partai Nour memperoleh mayoritas suara dalam putaran pertama pemilu Mesir. Dua partai itu berasal dari Ikhwanul Muslimin atau Persaudaraan Muslim, kelompok oposisi yang sempat dinyatakan terlarang di Mesir semasa rezim Hosni Mubarak.
Menurut laporan Komisi Pemilu Mesir, FJP memperoleh 36,6 persen dari total 9,7 juta suara, sementara partai Nour memperoleh 24,4 persen suara. Namun, seperti dimuat Aljazeera pada 4 Desember 2011, belum dapat diprediksi apakah mereka akan memperoleh kemenangan yang sama dalam dua putaran berikutnya.
Hasil sementara pemilu Mesir putaran pertama ini juga belum menunjukkan pembagian kursi dalam parlemen. "Saya yakin hasil final pemilu Mesir akan jauh lebih seimbang nantinya," kata salah satu kandidat presiden Mesir, Amr Moussa, seperti dimuat kantor berita BBC.
Bagi partai Nour yang merupakan pemain baru dalam politik Mesir, perolehan suara yang cukup banyak itu merupakan kado indah. Sebelumnya, keterlibatan mereka di politik sempat membuat banyak orang ragu karena paham mereka yang konservatif.
Pekan lalu, rakyat Mesir memilih dua kandidat independen dan satu kandidat untuk koalisi dalam pemilu putaran pertama yang baru digelar di sembilan provinsi. FJP dan partai Nour yang populer di provinsi-provinsi itu memperoleh suara terbanyak.
Sebelumnya pada pemerintahan Hosni Mubarak, Ikhwanul Muslimin diberangus dan dilarang keberadaannya. Simpatisan kelompok pimpinan Hassan al-Banna itu juga ditangkapi dan ditahan atas tuduhan subversi. Barulah ketika Mubarak turun Februari lalu, Ikhwanul kembali berkiprah di gelanggang politik. (adi)