- REUTERS/Handout
VIVAnews - Pengadilan di China menjatuhi hukuman 10 tahun penjara bagi seorang aktivis HAM. Dia ditahan karena dinilai melakukan tindakan subversi terhadap pemerintah melalui essay yang ditulisnya.
Seperti diberitakan The Guardian, Senin 26 Desember 2011, Chen Xi ditahan 29 November lalu setelah lebih dari 30 essaynya yang diterbitkan di internet dinilai merugikan pemerintah. Menurut pengadilan, tulisan Chen dapat menimbulkan fitnah terhadap pemerintah berkuasa.
Hingga vonis dijatuhkan, Chen mengaku tidak bersalah. Kendati demikian, dia menolak untuk mengajukan banding karena menurutnya percuma. "Pengadilan mengabaikan semua butir yang diajukan pengacara pembela, jadi apa gunanya banding?" kata istri Chen, Zhang Qunxuan.
Chen ditangkap ketika menggelar kampanye untuk kemenangan kandidat independen pada pemilihan daerah. Dalam essay yang ditulisnya, Chen menuliskan soal reformasi politik dan peningkatan hak asasi manusia di China.
Lelaki 57 tahun ini dikenal sebagai aktivis HAM yang aktif di Forum HAM Guizhou, yang dianggap ilegal oleh pemerintahan komunis China. Mantan buruh pabrik ini sebelumnya juga pernah ditahan pada 1989 karena mendukung protes mahasiswa di Lapangan Tiananmen. Dia sebelumnya juga pernah dipenjara sepuluh tahun dari 1995-2006.
Dia adalah aktivis kedua yang divonis berat dalam empat hari terakhir di China. Sebelumnya, Chen Wei, seorang aktivis demokrasi, divonis sembilan tahun juga karena tulisannya di empat essay yang dinilai memprovokasi massa.
Hukuman mereka adalah yang terberat sejak penerima Nobel perdamaian Liu Xiaobo divonis 11 tahun pada Natal 2009 lalu. Mereka adalah beberapa aktivis yang menjadi korban ketatnya pemberangusan China terhadap suara-suara lantang pro-demokrasi dan HAM.
Blak-blakan, Ketum PSSI Erick Thohir Ungkap Pembicaraan dengan Emil Audero
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, blak-blakan soal pertemuan dengan kiper Inter Milan, Emil Audero. Akankah Emil akan jadi pemain naturalisasi Timnas Indonesia terbaru.
