Aung San Suu Kyi Akhirnya Ambil Hadiah Nobel

Aung San Suu Kyi.
Sumber :
  • REUTERS/Valentin Flauraud

VIVAnews - Aung San Suu Kyi adalah simbol perlawanan tak kunjung tumpul. Bertahun-tahun dicemplungkan dalam tahanan rumah oleh rezim tiran selama 15 tahun, ia akhirnya menerima Hadiah Nobel untuk Perdamaian yang dianugerahkan kepadanya pada tahun 1991 hari ini, 16 Juni 2012.  

6 Lokasi Camping Populer di Luar Negeri, Ayo Kunjungi!

"Perdamaian dunia tanpa syarat menjadi tujuan utama," katanya dalam pidato penerimaan Nobel pada kunjungan pertamanya ke Eropa setelah 25 tahun terakhir. 

"Kekerasan belum lagi usai di utara; ke arah barat, tekanan berujung pada tindakan pembakaran dan pembunuhan yang terjadi beberapa hari sebelum saya memulai perjalanan ke tempat ini," ujarnya seperti dinukil dari Reuters.

Peringatan Nuzulul Qur'an Tingkat Nasional, Kemenag: Spirit Bawa Indonesia Menjaga Keragaman

Alumnus Universitas Oxford, Inggris, itu menyuarakan kecemasannya atas transformasi di Myanmar. Pemerintah negara itu hingga kini masih belum melepaskan banyak tahanan politik.

"Masih banyak [tahanan politik] yang belum dibebaskan di Myanmar. Yang ditakutkan adalah bebasnya para tahanan yang sudah dikenal publik akan membuat tahanan politik biasa dilupakan," katanya di Balai Kota Oslo. 

Pakai Uang Palsu Beli Narkoba dan Punya Senpi Rakitan, Pecatan TNI AL di Lampung Ditangkap

Sehari sebelumnya, Suu Kyi disambut oleh massa yang tak henti menari dan menyanyi di jalanan kota Oslo. Di tengah keriangan itu, Suu Kyi dihujani bunga. 

Aung San Suu Kyi menghabiskan 15 tahun hidupnya dalam tahanan rumah antara tahun 1989 dan 2010. Ia tak pernah meninggalkan Myanmar, bahkan ketika ia mendapat kebebasan sementara pasca 1989. 

Kedua putranya, Kim dan Alexander, mewakilinya dalam penganugerahan Hadiah Nobel untuk Perdamaian pada tahun 1991, acara yang juga dihadiri suaminya, mendiang Michael Aris. 

Setahun kemudian, Suu Kyi mengumumkan bahwa hadiah uang sebesar US$1,3 juta dari panitia Nobel akan digunakan demi kepentingan pendidikan dan kesehatan bangsa Myanmar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya