23-8-1991: Soviet Hukum Pelaku Kudeta Gagal

Mikhail Gorbachev (kiri) dan Boris Yeltsin.
Sumber :
  • Reuters/Alexander Natruskin/Files

VIVAnews - Pada 21 tahun yang lalu, Mikhail Gorbachev menghukum sejumlah menteri dan pejabat keamanan Uni Soviet yang berupaya menjungkalkan dirinya dari puncak kekuasaan. Mereka gagal melancarkan kudeta yang dijalankan empat hari sebelumnya, yaitu 19 Agustus 1991.

Menurut stasiun berita BBC, mereka yang ditangkap termasuk Menteri Pertahanan Dmitri Yazov dan Kepala Badan Intelijen KGB Vladimir Kryuchkov. Kedua pejabat itu termasuk tiga tokoh komite yang menandatangani dekrit pengambilalihan kekuasaan dari tangan Gorbachev.

Tokoh ketiga, yaitu Menteri Dalam Negeri Boris Pugo, memilih bunuh diri saat akan ditangkap. Gorbachev pun memecat Perdana Menteri Valentin Pavlov dan Menteri Luar Negeri Aleksandr Bessmertnykh. Puluhan pejabat Partai Komunis Uni Soviet dan petinggi militer juga dipecat atau mengundurkan diri.

Berpidato di depan parlemen, Gorbachev mengatakan bahwa "seluruh jajaran pemerintahannya" harus mundur karena membiarkan upaya kudeta itu terjadi. Namun, Gorbachev tak kuasa membendung popularitas seteru politiknya, Boris Yeltsin, di kalangan publik dan sesama politisi.      

Pemimpin parlemen Soviet itu dikenal tidak takut mengritik kepemimpinan Gorbachev. Namun, Yeltsin justru menentang upaya kudeta atas Gorbachev. Sikap itulah yang membuat Yeltsin kian populer, dan belakangan membuat dirinya dipercaya sebagai Presiden Rusia setelah Soviet runtuh.

Kudeta gagal itulah yang membuat Gorbachev, atas desakan Yeltsin, membekukan Partai Komunis Soviet untuk sementara dari kegiatan politik sambil menunggu hasil penyelidikan. Ini mengingat banyak pejabat partai yang turut berupaya mengkudeta dirinya. Pembekuan ini menguntungkan Yeltsin dalam menghimpun kekuatan politik setelah beberapa waktu sebelumnya dia menyatakan keluar dari keanggotaan Partai Komunis.

Namun, kebijakan Gorbachev ini pada akhirnya makin menenggelamkan pengarus rezim komunis dalam politik Soviet. Beberapa bulan setelah kebijakan itu, Uni Soviet bubar dan Gorbachev, sebagai pemimpin terakhir, mengundurkan diri pada 25 Desember 1991.

Beberapa negara pecahan Soviet, seperti Rusia, Ukraina, Belarus, dan lain-lain akhirnya membentuk negara independen. Namun, mereka juga membentuk Persekutuan Negara Independen (CIS). Rusia mengambil alih sebagian besar aset Soviet, termasuk keanggotaan di PBB dan Dewan Keamanan PBB. Pada 1994, semua pelaku kudeta gagal 1991 itu akhirnya diampuni.

Keji! Siswi 15 Tahun di Lampung Disetubuhi Kakek dan Ayah Kandung Hingga Kondisinya Mengenaskan
Juru bicara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Brigadir Jenderal Ramezan Sharif

Brigjen Sharif Tuding Israel Berbohong Pembangkit Listriknya Rusak Usai Serangan Iran

Media Zionis yang melaporkan bahwa gedung pembangkit listrik tenaga nuklir Dimona di Israel rusak di wilayah pendudukan.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024