Australia Minta Maaf Atas Pelecehan Seksual di Militer

Tentara Australia
Sumber :
  • Jason Reed/Reuters

VIVAnews - Pemerintah Australia menyatakan permohonan maafnya atas pelecehan seksual yang terjadi di kemiliteran dalam enam dekade terakhir. Australia menyatakan siap membayar kompensasi kepada para korban perilaku bejat itu.

Diberitakan BBC, Senin 26 November 2012, permohonan maaf ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan Stephen Smith di hadapan parlemen. Dia menegaskan, bahwa pelecehan seksual, fisik dan mental itu tidak akan terjadi lagi.

"Pengalaman ini memiliki dampak jangka panjang, serius, traumatis dan sulit disembuhkan dari para korban. Peristiwa ini tidak akan terjadi lagi. Saya minta maaf," kata Smith.

Dalam investigasi militer Australia ditemukan bahwa tentara pria dan wanita di Australia (ADF) dalam enam dekade terakhir mengalami pelecehan seksual, dilakukan oleh para seniornya. Lebih dari 1.000 orang mengajukan gugatan atas tuduhan tersebut.

Di antara laporan yang masuk mencakup 24 pemerkosaan pada akhir 1990an dan pelecehan beberapa remaja pria di pusat pelatihan angkatan laut di bagian barat Australia pada tahun 1960an sampai 1970an. "Remaja pria dan wanita yang mendapatkan pelecehan seksual fisik atau mental dari koleganya sangat tidak bisa diterima," kata Smith.

Penyelidikan kasus ini bermula pada April tahun lalu saat dua tentara dari Akademi Pertahanan Australia dituduh dengan sembunyi-sembunyi merekam seorang tentara wanita melakukan hubungan seks. Rekaman ini lantas diunggah di internet.

Smith mengatakan bahwa penyelidikan akan terus dilakukan. Bagi para korban akan diberikan kompensasi ganti rugi hingga sebesar AU$50.000 atau lebih dari Rp500 juta. (eh)

Media Asing Gak Yakin Timnas Indonesia Rebut Tiket Olimpiade Paris 2024: Mereka Tak Diunggulkan
Sidang Putusan Sidang Perselisihan Hasil Pemilu 2024 di MK, Anies-Muhaimin

Terbuka untuk Bertemu, Anies Sebut Prabowo Bukan Musuh tapi Lawan

Anies Baswedan mengatakan ada peluang Prabowo Subianto mengundang dirinya untuk melakukan pertemuan usai putusan MK karena sebetulnya hanya lawan dalam pemilu.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024