Dubes Rusia: Kami Kini Fokus ke Asia Pasifik, RI Diuntungkan

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Y. Galuzin.
Sumber :
  • VIVAnews

VIVAnews - Duta Besar Rusia untuk RI, Mikhail Y. Galuzin, mengungkapkan bahwa politik luar negeri negaranya kini terfokus kepada Asia Pasifik, termasuk Indonesia. Rusia pun ingin mengembangkan kerjasama dengan RI di berbagai sektor, termasuk pengolahan energi nuklir yang ramah lingkungan. 

Vietnamese EV Taxi Service Push Sustainability Agenda with VinFast

Menurut Galuzin, Presiden Vladimir Putin pada Februari lalu telah mengumumkan perubahan konsep kebijakan luar negeri Rusia di hadapan para anggota dewan keamanannya di Moskow. Salah satu yang menjadi fokus penting negeri beruang merah itu adalah kebijakannya terhadap negara-negara di kawasan Asia Pasifik.

Putin menyadari pentingnya kawasan tersebut bagi perkembangan geo politik spasialnya. Oleh sebab itu ada beberapa langkah yang mereka tempuh melalui kebijakan luar negerinya yang baru.

"Kebijakan baru terkait kawasan Asia Pasifik antara lain meliputi peningkatan partisipasi secara aktif di kawasan tersebut dalam mendorong terciptanya perdamaian," kata Galuzin dalam diskusi dengan sejumlah wartawan di Jakarta hari ini soal konsep perubahan kebijakan luar negeri Rusia.

"Kami berusaha untuk mempromosikan penyelesaian konflik dengan pihak-pihak yang terlibat melalui jalur politik dan diplomasi yang mengacu kepada hukum internasional," ungkapnya Galuzin.

Selain itu Rusia juga bertekad memperdalam hubungan ekonomi, penyebarluasan budaya dan menekankan dialog antar warga negara bagi negara-negara di kawasan Asia Pasifik.

Menguntungkan Indonesia

Bagi Indonesia, kata dia, kebijakan baru ini jelas menguntungkan. Mikhail mencontohkan akan terjalin hubungan yang lebih erat di bidang ekonomi seperti pembangunan infrastruktur dan eksplorasi sumber daya alam.

"Selain itu, Rusia juga dapat berbagi keahlian dan pengalamannya kepada Indonesia untuk peningkatan di bidang komunikasi, energi dan penggunaan nuklir yang ramah lingkungan," ujar pria yang baru menjabat sebagai Duta Besar di awal tahun 2013 ini.

Mikhail pun menolak, jika fokus kebijakan luar negerinya terhadap kawasan Asia Pasifik khususnya terhadap negara-negara Asia dianggap sebagai strategi untuk membendung pengaruh Amerika Serikat di kawasan itu.

"Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya bahwa kebijakan baru luar negeri yang kami miliki tidak dimaksudkan untuk menganggap negara di belahan dunia mana pun sebagai musuh, termasuk dengan AS. Melalui kebijakan ini, kami malah ingin bekerja sama dengan negara-negara pemain lainnya, termasuk AS," bantah Mikhail.

Kebijakan baru ini menurut Mikhail sesuai dengan prinsip yang digadang-gadang oleh pemerintah Rusia yang menggarisbawahi keterbukaan, prediktabilitas, pragmatisme, fokus terhadap hasil tanpa perlu berkonfrontasi dengan pihak mana pun.

Selain kebijakan menyangkut kawasan Asia Pasifik, kebijakan baru yang terpapar dalam dokumen setebal 36 halaman itu juga menekankan perhatian kepada supremasi hukum internasional, perlindungan HAM dan kepentingan warga negara Rusia baik yang di negaranya maupun di luar negeri. (ren)

Makin Naik Daun, Brand Lokal Produk Kecantikan Kian Diminati
Ilustrasi utang.

5 Negara yang Paling Jarang Utang di Dunia, Nomor 1 Tetangga Indonesia

Tidak semua negara di dunia ini mengandalkan utang dalam proses pembangunan dan pengelolaan pemerintahannya. Ada lima negara yang memiliki tingkat utang paling rendah.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024