Margaret Thatcher, "Perempuan Besi" yang Dibenci dan Dicinta Inggris

Margaret Thatcher pada 1989
Sumber :
  • REUTERS/Stringer/Files

VIVAnews - Nama Margaret Thatcher dicintai dan dibenci di Inggris. Menjabat Perdana Menteri pada 1979-1990, Thatcher telah membuat kebijakan-kebijakan yang menjadikannya momok bagi kelompok pekerja, namun berkat pendekatannya, Inggris memiliki beberapa sahabat baru di aliansi Barat.

Margaret Hilda Roberts lahir pada 13 Oktober 1925 di Grantham. Dia adalah anak dari pemilik toko kelontong Alfred Roberts dan istrinya Beatrice. Tahun 1947, dia sekolah di fakultas kimia di kampus Somerville, Oxford.

Tahun 1951 dia menikah dengan duda pengusaha bernama Denis Thatcher yang otomatis mengubah namanya jadi Margaret Thatcher. Terjun dalam dunia politik di partai Konservatif, wanita yang akrab disapa Maggie ini berkali-kali kalah dalam perebutan kursi parlemen tahun 1951.

Barulah tahun 1959, dia terpilih jadi anggota parlemen untuk Finchley, London Utara. Saat Konservatif berkuasa tahun 1970, Thatcher diangkat menjadi menteri pendidikan. Salah satu kebijakannya yang kontroversial adalah meniadakan susu gratis bagi anak sekolah, itulah yang membuatnya dapat nama julukan "Maggie Thatcher, Milk Snatcher" (Maggie Thatcher, si perebut susu).

Thatcher merebut kekuasaan partai dari tangan Edward Heath. Tahun 1979, koran Soviet Red Star menjuluki Thatcher sebagai "Wanita Besi" karena kepemimpinannya yang tegas dan tidak pandang bulu. Bukannya marah, Maggie menganggap ini sebagai pujian.

Thatcher menjadi perdana menteri wanita pertama dan satu-satunya Inggris tahun 1979 saat partainya memenangkan kursi mayoritas di parlemen. Di sinilah Thatcher mulai membuat kebijakan-kebijakan yang kontroversial.

Selama menjabat 11 tahun -jabatan terlama PM Inggris- Thatcher kerap cekcok dengan Uni Eropa, menyetujui dikembalikannya Hong Kong pada China setelah 156 tahun, dan berperang dengan Argentina memperebutkan
pulau Falkland.

Dia juga menjalin hubungan yang baik dengan Presiden AS Ronald Reagan pada Perang Dingin. AS dan Inggris kala itu menjalin aliansi yang kuat melawan komunisme dan blok Timur. Namun di sisi lain, Thatcher bersahabat dengan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev dan menyebutnya pria yang bisa
diandalkan.

Dia dikecam lantaran menentang sanksi pada Afrika Selatan yang dimaksudkan untuk menghentikan paham apartheid di negara itu. Dia juga mendukung kepemimpinan Augusto Pinocher, diktator Chile.

Dewas KPK Gelar Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei terkait Dugaan Penyalahgunaan Wewenang

Thatcherisme

Thatcher yang dikenal sebagai sosok tangguh dan blak-blakan menerapkan reformasi radikal di Inggris. Prinsip ekonominya yang mengedepankan kompetisi, kepemilikan swasta, dan kemandirian, disebut pengamat dengan nama Thatcherisme.

Salah satu kebijakannya yang kontroversial adalah menjual perusahaan-perusahaan vital milik negara ke swasta. Di antaranya adalah perusahaan gas, minyak, besi, telepon, bandara, dan maskapai penerbangan. Menurutnya, kepemilikan oleh negara membuat industri menurun dan pemasukan pajak berkurang.

Walaupun menghasilkan keuntungan bagi negara, namun angka pengangguran pada pertengahan 1980an di Inggris meningkat hingga lebih dari tiga juga orang. Para pengkritiknya mengatakan bahwa Thatcher telah membagi negara jadi dua, antara yang kaya di selatan dan miskin di utara.

Di bawah kepemimpinan Thatcher juga, Inggris berperang dengan Argentina memperebutkan pulau Falkland pada 1982. Inggris memenangkan perang 74 hari tersebut namun kehilangan 255 tentara dan beberapa kapal perang. Di kubu Argentina, 646 tentara tewas.

Akibat perang yang berhasil mempertahankan Falkland ini, popularitas Thatcher kembali melambung setelah survei tahun 1981 menyebutnya sebagai PM Inggris paling dibenci. Tahun 1987, dia kembali memenangkan pemilu yang membuatnya kembali menjadi PM untuk periode ketiga.

Setelah 11 tahun menjabat, popularitas Thatcher kembali turun berkat kebijakan pajak lokalnya yang memicu kerusuhan. Dia semakin ditinggalkan oleh para pendukungnya. Akhirnya, dia memutuskan mengundurkan diri pada November 1990.

"Kami tinggalkan Downing Street untuk terakhir kalinya setelah 11 setengah tahun yang menakjubkan, dan kami sangat senang meninggalkan Inggris dengan keadaan yang lebih, lebih baik dibanding ketika kami datang," kata Thatcher dalam pidato perpisahannya. (ren)

Neta L

Neta Pamer Mobil SUV Baru Rp200 Jutaan

Neta, pabrikan mobil listrik asal China, memperkenalkan empat model Neta L di pasar domestiknya. SUV berdesain modern ini menarik perhatian dengan teknologi canggih dan j

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024