FBI: Surat Beracun dan Bom Boston Tak Terkait

Foto dari saksi mata bom Boston
Sumber :
  • Ben Thornike

VIVAnews - Pihak penyelidik Federal Bureau of Investigation (FBI) mengumumkan bahwa tidak ada petunjuk yang mengaitkan peristiwa bom Boston dengan surat beracun yang ditujukan kepada Presiden Barack Obama dan Senator AS. Mereka juga mengatakan investigasi terhadap surat beracun itu masih terus dilakukan.

"Tidak ada indikasi keterkaitan dengan serangan bom di Boston," ujar petinggi FBI seperti dikutip laman LA Times, Rabu 17 April 2013.

Sementara surat yang ditujukan kepada dan tidak pernah sampai ke Gedung Putih atau Capitol Hill. Kedua surat itu ditahan oleh pihak berwenang, ketika sistem pemindai menyatakan terdapat kandungan racun risin di dalamnya.

Sesuai dengan prosedur yang berlaku, semua surat atau dokumen yang akan dikirim ke Gedung Putih, harus melalui pusat pemindai dokumen di Maryland. Apabila ditemukan kandungan berupa bubuk yang mencurigakan, maka dokumen itu akan diperiksa di lokasi sebelum dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan menyeluruh.

Semua proses pemeriksaan dapat berlangsung selama 48 jam dan bahkan tes yang diberikan berbeda jauh dengan metode yang diberikan di pemeriksaan pertama. Seperti diberitakan sebuah surat ditujukan kepada Presiden Obama.

Setelah melalui proses pemeriksaan, surat itu diketahui mengandung senyawa racun bernama risin yang dapat mengakibatkan kematian dalam 36 hingga 72 jam.

Legislator Soroti Daya Beli Gen Z di Jakarta, Bisa Berkontribusi Besar Kendalikan Inflasi

Menurut juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, Presiden Obama telah diinformasikan mengenai temuan surat beracun ini. Namun Carney menolak berkomentar soal reaksi Obama akan peristiwa itu.

bantuan untuk warga Gaza

Meski Negaranya Tengah Dilanda Aksi Terorisme, Rusia Tetap Kirim 29 Ton Bantuan ke Gaza

Meski tengah berduka, Rusia mengatakan pihaknya tetap mengirimkan lebih dari 29 ton bantuan kemanusiaan ke pada warga Palestina di Jalur Gaza yang tengah dilanda perang.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024