Obama Siap Kirim Senjata untuk Pemberontak Suriah

Presiden Barack Obama menyampaikan langkah AS menghadapi utang
Sumber :
  • REUTERS/Jonathan Ernst
VIVAnew -
Bank Muamalat Cetak Laba Rp 14,1 Miliar pada 2023, Aset Tumbuh 9 Persen
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, siap mengirimkan bantuan persenjataan bagi pasukan pemberontak di Suriah. Langkah ini dipersiapkan Obama setelah rezim Bashar al-Assad diduga menggunakan senjata kimia dalam menyerbu pasukan oposisi.

KPU Jamin Netralitas Pemilu, Sudah Diawasi Presiden dan DPR

Laporan ini disampaikan oleh seorang pejabat tinggi pemerintahan AS kepada
Kubu Prabowo-Gibran Sebut Pemilu Ulang Tak Ada di UU
Washington Post , Selasa waktu setempat. Menurut pejabat yang enggan disebutkan namanya ini, mengirimkan senjata ke pemberontak Suriah adalah salah satu opsi dalam menghentikan kekejaman rezim Assad.


Belum dipastikan persenjataan apa yang akan diberikan AS. Sebelumnya, para pemberontak telah meminta bantuan senjata antitank dan rudal darat-ke-udara. Sumber Washington Post juga mengatakan, Obama tidak menutup opsi pengiriman pasukan ke Suriah, seperti halnya Libya beberapa tahun lalu.


Namun, pemerintahan Gedung Putih harus lebih dulu memastikan adanya senjata kimia yang digunakan Assad. Menurut kesaksian yang diterima Obama, perang di Suriah telah melibatkan persenjataan gas sarin mematikan.


"Saya perlu memastikan faktanya. Itu yang diinginkan publik Amerika. Jika saya bisa meyakinkan, tidak hanya rakyat Amerika tapi juga komunitas internasional, bahwa Assad menggunakan senjata kimia, maka situasinya akan segera berbalik," kata Obama.


Menurut survei terbaru di AS, rakyat negara tersebut menolak adanya intervensi militer di Suriah. Mereka jengah dengan perang AS di Irak dan Afganistan. Namun, AS mendapatkan tekanan dari negara-negara sahabat di Timur Tengah, seperti Yordania, Turki, Arab Saudi dan Qatar. Desakan juga datang dari Barat, di antaranya Inggris dan Prancis.


Dua negara terakhir bahkan telah menggalang lobi di Uni Eropa untuk menghapuskan embargo senjata ke Suriah untuk membantu pasukan anti-Assad. Perdebatan kemudian muncul soal kelompok mana yang berhak menerima senjata, khawatir bantuan nantinya malah jatuh ke tangan kelompok radikal.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya