Sumber :
- ANTARA/Dhoni Setiawan
VIVAnews -
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty, mengatakan warga Australia tidak menyalahkan Islam atas berbagai tindak teror di kota Boston, Amerika Serikat dan Woolwich, Inggris, yang pelakunya adalah Muslim.
Menurut Moriarty, warga Australia dapat memahami bahwa tindakan tersebut murni merupakan kejahatan yang dilakukan oleh individu dan tidak melibatkan agama apa pun.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Menurut Moriarty, warga Australia dapat memahami bahwa tindakan tersebut murni merupakan kejahatan yang dilakukan oleh individu dan tidak melibatkan agama apa pun.
"Mereka menganggap tidak pantas apabila menyalahkan Islam atas semua tindakan teror yang belakangan terjadi," ujar Moriarty saat ditemui
VIVAnews
di kediamannya di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 29 Mei 2013.
Moriarty pun menjamin keselamatan Muslim Indonesia dan dari seluruh dunia saat berkunjung ke Australia. Dia bahkan menyebut sudah ada mekanisme hukum bagi warga muslim untuk dapat menyampaikan keluhannya apabila diperlakukan diskriminatif di negara tersebut.
"Kami memiliki komite hak asasi manusia. Pemerintah Australia menghimbau kepada warga muslim apabila diperlakukan secara diskriminatif, dapat melaporkan ke polisi atau ke komite tersebut," kata Moriarty.
Menurut Moriarty saat ini warga Australia lebih berhati-hati dalam merespon semua peristiwa teror di belahan dunia mana pun. Mereka juga tidak lantas menyalahkan muslim atas semua tindakan itu.
"Itu sama sekali bukan cerminan dari tradisi Islam. Lagipula kita semua adalah korban potensial dari tindak kekerasan dan terorisme. Jadi sudah sepatutnya bersatu dan menunjukkan solidaritas bahwa kita tidak terintimidasi dengan tindakan itu," ujarnya.
Dia pun juga mengapresiasi warga muslim di Indonesia karena dikenal memiliki rasa toleransi yang cukup besar dan mengakomodasi berbagai kepercayaan dan budaya. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Mereka menganggap tidak pantas apabila menyalahkan Islam atas semua tindakan teror yang belakangan terjadi," ujar Moriarty saat ditemui
