Sumber :
VIVAnews
- Indonesia dan Vietnam mengesahkan perjanjan ekstradisi dan
mutual legal assistance
. Hal ini memperkuat komitmen kedua negara dalam menyelesaikan kasus-kasus yang mengait pada kedua negara.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Istana Merdeka, Kamis 27 Juni 2013, menyambut baik cepatnya proses penyususnan perjanjian tersebut. "Kami senang karena sudah ditandatangani perjanjian ekstradisi yang ternyata tidak terlau lama bisa dirampungkan oleh Vietnam," ujarnya.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Istana Merdeka, Kamis 27 Juni 2013, menyambut baik cepatnya proses penyususnan perjanjian tersebut. "Kami senang karena sudah ditandatangani perjanjian ekstradisi yang ternyata tidak terlau lama bisa dirampungkan oleh Vietnam," ujarnya.
Hal tersebut menurutnya menunjukkan kuatnya komitmen bersama untuk meningkatkan penegakan hukum ke depannya.
"Karena kami menyadari baik Vietnam maupun Indonesia ingin bekerjasama secara tulus untuk memerangi kejahatan dan tentu menegakkan keadilan baik yang berlaku di kedua negara mapun kawasan ini," dia menambahkan.
Di bidang ekonomi SBY, mengatakan, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerjasama perdagangan. Sampai tahun 2015 ditargetkan transaksi perdagangan kedua negara mencapai US$5 miliar, meningkat dari tahun lalu sebesar US$4,8 miliar.
Bahkan, dirinya mengatakan hingga 2018 kerjasama perdagangan kedua negara diperkirakan akan mencapai US$10 miliar.
"Di bidang energi, kami juga sepakat untuk meningkatakan kerjasamanya, termasuk keinginan Indonesia untuk ikut membangun PLTU maupun projek-proyek batubara yang ada di Vietnam," ujarnya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Hal tersebut menurutnya menunjukkan kuatnya komitmen bersama untuk meningkatkan penegakan hukum ke depannya.
