Ini Tantangan Terbesar Dubes AS Selama Bertugas di Indonesia

Dubes AS Scot Marciel Bertemu Dengan Komisi VIII DPR
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews -
Bukan Hanya Palestina, Ini 9 Negara yang Belum Diakui Keanggotannya oleh PBB
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Scot Marciel, mengatakan ada satu tantangan besar yang dia hadapi dalam membangun hubungan antara Indonesia dengan AS selama bertugas di sini. Tantangan yang dia akui sulit untuk diubah adalah persepsi negatif mengenai masing-masing negara.

2.000 Hewan Ternak Dilakukan Vaksinasi Antisipasi Wabah PMK Secara Gratis

Hal itu diungkapkan Marciel di kediaman pribadinya di Menteng, Jakarta Pusat pada Senin 8 Juli 2013, saat memberikan kata perpisahan kepada media. Menurut Marciel persepsi lama yang dipegang oleh warga AS dan Indonesia perlu diubah mengingat opini tersebut sudah tak lagi dianggap relevan.
Ternyata Buah Delima Punya Manfaat untuk Sembuhkan Kanker, Benarkah?


"Bagi warga AS, perspektif negatif tentang Indonesia disebabkan karena mereka tidak begitu mengenal baik Indonesia. Padahal Indonesia merupakan negara demokratis yang dinamis. Sementara di saat yang bersamaan, warga Indonesia juga diketahui punya persepsi negatif yaitu selalu curiga terhadap kami," ungkap Marciel.


Ditanyakan soal cara untuk mengubah persepsi negatif, dia menyebut harus ada rasa saling pengertian di antara kedua warga negara. Sebagai salah satu realisasi dari langkah itu, maka pemerintah AS membangun pusat kebudayaan AS yang disebut @ America.


Pusat kebudayaan yang baru hanya ada satu-satunya di dunia ini, disebut Marciel sengaja dibangun untuk meningkatkan rasa saling pengertian di antara kedua warga. "Saya rasa @America telah memenuhi fungsi itu, di mana anak-anak muda dapat memanfaatkannya untuk terus berpendapat dan memahami satu sama lain," tuturnya.


Anggapan negatif lainnya yang kerap didengar Marciel dari warga Indonesia, adalah sulitnya bagi warga tanah air untuk berkunjung ke negeri Paman Sam. Namun khusus untuk hal ini, Marciel mengakui kebenarannya.


Menurut pria yang telah bertugas di Indonesia lebih dari tiga tahun itu, sempat ada pembatasan dari pihak imigrasi terhadap warga pendatang yang ingin berkunjung ke AS pasca tragedi kemanusiaan 11 September 2001 silam. "Saat itu memang diadakan pengetatan bagi warga pendatang yang ingin berkunjung ke AS. Namun itu semua sudah berubah," ujarnya.


Perubahan itu dibuktikan dengan jaminan dari pemerintah AS dalam hal pengeluaran izin tinggal atau visa. Marciel menyebut pemerintah AS mulai memperbaiki untuk mempercepat dan mempermudah pengurusan visa bagi warga Indonesia yang ingin ke negeri Paman Sam.


Khusus untuk visa pelajar, dia menyebut tren nya selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Apabila jumlah pelajar Indonesia di AS pada tahun 2010 silam, masih berada di bawah angka 7.000, maka kini setiap tahun jumlahnya selalu mengalami kenaikan 50 persen. Marciel berpatokan dari jumlah pengurusan visa yang selalu naik.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya