Amerika Serikat Batalkan Latihan Militer dengan Mesir

Korban tewas berjajar di Masjid Rabaa Adawiya, Mesir.
Sumber :
  • REUTERS/Asmaa Waguih

VIVAnews – Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Kamis 15 Agustus 2013, mengumumkan pembatalan latihan militer bersama dengan Mesir. Pengumuman itu dilakukan usai militer Mesir membubarkan paksa pendudukan kamp massa pendukung mantan Presiden Muhammed Mursi yang berujung dengan bentrokan berdarah yang menewaskan ratusan orang.

Al Jazeera
melansir, meskipun membatalkan latihan militer, tapi Obama sama sekali tidak menyinggung soal perubahan bantuan militer tahunan untuk Mesir senilai US$1,3 miliar atau Rp13 triliun.

Eks Sespri Sekjen Ungkap BAP KPK Bocor ke Pejabat Kementan

“Kami tetap berkomitmen kepada Mesir dan rakyatnya. Namun kerja sama tradisional tidak lagi dapat berlangsung seperti biasa,” kata Obama dari rumah peristirahatannya di perkebunan anggur Martha, Massachusetts Island, AS.

Apapun, Obama mengecam langkah yang dilakukan militer Mesir untuk membubarkan demonstran pendukung Mursi. Obama menegaskan tak berpihak kepada kubu manapun dalam konflik di Mesir. “AS sangat mengecam langkah pemerintahan sementara Mesir dan tentara keamanannya. Kami menyayangkan tindak kekerasan yang terjadi pada warga sipil. Kami ingin Mesir sukses dan berhasil keluar dari konflik,” kata dia seperti dikutip CNN.

Obama juga menyampaikan duka mendalam kepada keluarga korban tewas dan terluka dalam aksi berdarah di Mesir Rabu kemarin.

Menurut laporan Al Jazeera di Washington DC, publik dan media di AS terlihat menekan Obama untuk segera mengambil sikap tegas. “Obama membatalkan latihan militer yang akan dimulai dalam waktu tiga minggu mendatang, tetapi di waktu bersamaan tidak membatalkan bantuan senilai Rp13 triliun kepada militer Mesir,” ujar Culhane.

Kecaman serupa juga dikatakan pemimpin dunia lainnya, termasuk organisasi PBB dan Uni Eropa. Mereka meminta militer Mesir untuk menahan diri dan tak lagi menggunakan cara kekerasan.

Konflik berdarah ini menghempas upaya rekonsiliasi untuk menghasilkan solusi damai di Mesir. Padahal Wakil Menteri Luar Negeri AS William Burns baru saja berkunjung ke Kairo awal bulan ini dan bertemu dengan kedua pihak berkonflik, pemerintahan sementara, dan pejabat senior berwenang kelompok Ikhwanul Muslimin.

Utusan Uni Eropa, Bernardino Leon, mengatakan kepada Reuters bahwa sebelum kerusuhan terjadi, mereka telah memiliki sebuah rencana politik yang telah dirundingkan dan dapat diterima oleh Ikhwanul Muslimin. Kini semua menjadi tak pasti dan awan mendung terus menggelayut di langit Mesir.

Akibat konflik berdarah hari itu, jumlah korban tewas di Mesir kini mencapai lebih dari 600 orang, sementara 3.000 lainnya terluka. Data ini merupakan versi resmi pemerintah, dan berbeda jauh dengan klaim Ikhwanul Muslimin yang menyebut lebih dari 2.000 anggotanya menjadi korban tewas. (sj)

Pemkot Tangsel rapikan kabel fiber optik yang semrawut

Rapikan Kabel Fiber Optik Semrawut di Tangsel, Ini 5 Titik yang jadi Sorotan Pemkot

Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan turun tangan langsung dalam melakukan imbauan dan penindakan semrawutnya kabel fiber optik.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024