Pesumo Ini Tak Takut Kena Diabetes

Pesumo Jepang
Sumber :
  • VIVAnews/Santi Dewi
VIVAnews - Menjalani profesi sebagai pesumo mungkin bukan pilihan sebagian besar warga di Jepang. Tak semua orang ingin tubuh tambunnya dipertontonkan di tengah khalayak, meski itu adalah pertandingan olahraga khas di Negeri Sakura itu.
Bagaimana Jadi Xabi Alonso Setelah Bayer Leverkusen Tak Pernah Kalah 49 Pertandingan

Perlu berbadan besar dan gemuk untuk menjadi seorang pesumo, karena semakin tambun seorang pegulat sumo, semakin besar pula kemungkinannya untuk menang. Namun, berbeda dengan Kaonishiki. Ia asli Jepang ini telah mantap menjalani profesi sebagai pesumo. 
Loyalis Jokowi Respons Elite PDIP soal Abuse Of Power: Berlebihan

"Saya hanya mengikuti kata hati saja," ungkap Kaonishiki saat ditemui VIVAnews di Sekretariat ASEAN, 23 Agustus 2013. 
Dikawal Massa Pendukung, Narjo Resmi Daftar Bakal Calon Bupati Brebes ke PDIP

Kaonishiki berada di Indonesia bersama 41 pesumo lainnya sejak Kamis malam, 22 Agustus 2013, untuk bertanding dan mengenalkan sumo kepada masyarakat Indonesia. 

Kaonishiki bersama rekannya, Okinofuji, turut mendemonstrasikan kepada publik bagaimana sebuah pertandingan sumo digelar. Saat itu, turut hadir perwakilan dari Asosiasi Sumo Jepang, Ouyama, yang menjelaskan ritual yang dilakukan sebelum pertandingan itu digelar. 

Ouyama mengatakan, sebelum bertanding, pesumo mengambil posisi setengah jongkok yang berfungsi untuk meredam roh jahat tetap berada di dalam permukaan bumi. Kemudian dengan mengenakan kostum yang lazim disebut mawashi, mereka kemudian merentangkan kedua tangannya ke depan. 

"Setelah merentangkan tangan, mereka menepukkan kedua tangan untuk memanggil Dewa. Tujuannya sebagai bentuk penghormatan kepada Dewa tersebut," kata Ouyama. 

Usai menepukkan tangan, mereka menjejakkan kedua kaki mereka ke dalam lingkaran tempat bertarung yang disebut dohyo. Sontak, gedung ASEAN menjadi gemuruh yang diikuti decak kagum penonton. 

Setelah memperagakan demonstrasi, kedua pesumo bersedia menjawab keingintahuan penonton. Pertanyaan seperti apakah tidak takut terkena risiko penyakit diabetes dan jantung, hingga usia berapa pesumo dapat berkarier dan bagaimana menjadi seorang pesumo, dijawab semua oleh Kaonishiki. 

Dia mengatakan tidak takut terkena risiko penyakit itu, karena sehari-hari selalu berolah raga dan menjalani pola diet ketat untuk membentuk tubuh tambunnya. 

"Saya biasa mulai berlatih dari pukul enam pagi dan berolahraga antara lima hingga enam jam," ujar Kaonishiki. 

Makanan Wajib

Salah satu makanan wajib yang harus dikonsumsi pesumo adalah chankonabe. Itu merupakan sup yang terdiri atas beragam bahan-bahan seperti kuah kaldu, udang, ikan, daging, tahu, dan sayuran. Soal kelanjutan karier sebagai pesumo, menurut dia, tidak ada batasan usia untuk menjadi pesumo. 

"Hal itu kembali kepada pesumo yang bersangkutan hingga usia berapa ingin berkarier dan apa yang akan dilakukan untuk kehidupan selanjutnya setelah mundur," ujar Kaonishiki. 

Ia pun menambahkan, jika pesumo sudah menyandang gelar tertinggi Yokozuna, tidak ada yang dapat menurunkannya. Bagi Anda yang tertarik untuk menjadi pesumo, Anda dapat mengikuti ujiannya setelah berusia 15 tahun. 

"Nantinya, asosiasi sumo akan memilih nilai tertinggi untuk dilatih di insitusi pelatihan sumo," ucapnya. 

Usai menunjukkan kebolehannya selama dua hari, yakni pada Sabtu dan Minggu (24-25 Agustus) di Istora Senayan, Kaonishiki akan kembali ke Jepang pada Senin malam, 26 Agustus 2013. Pertandingan yang menjual tiket termahal seharga Rp880 ribu itu ludes terjual dan terbukti menarik perhatian publik Indonesia. 

Hal ini lantaran kali pertama olah raga sumo dibawa ke kawasan Asia Tenggara dalam rangka memperingati hubungan 40 tahun ASEAN-Jepang dan 55 tahun hubungan Jepang-Indonesia. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya