AS dan Rusia Sepakat Lucuti Senjata Kimia Suriah

Korban tewas akibat serangan senjata kimia di Suriah
Sumber :
  • REUTERS/Mohamed al-Abdullah/Shaam News Network/Handout via Reuters
VIVAnews
Golkar Harus Cari Habibie Baru bila Ingin Menang Absolut pada Pemilu 2029, Menurut Pengamat
– Pemerintah Rusia dan Amerika Serikat akhirnya mencapai titik temu soal penyerahan senjata kimia Suriah setelah bernegosiasi selama tiga hari di Jenewa, Swiss. Kedua negara memberikan tenggat waktu sampai pertengahan tahun 2014 bagi pemerintahan Presiden Bashar al-Assad untuk menghancurkan atau memindahkan seluruh senjata kimia mereka.

Ria Ricis dan Teuku Ryan Resmi Cerai, MA Hapus Putusan Sidang Dari Website

BBC
Jakarta Audio Video Music Expo (JAVME) 2024 Akan Hadir di Kemayoran, Catat Tanggalnya!
, Sabtu 14 September 2013, melansir tenggat waktu itu merupakan salah satu dari enam poin resolusi senjata kimia Suriah yang disepakati Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menlu Rusia Sergei Lavrov. Keduanya hadir dalam jumpa pers yang digelar kemarin.

Berikut enam poin resolusi yang disepakati AS-Rusia. Pertama, jumlah dan jenis senjata kimia harus disetujui dan diawasi oleh badan pengawas internasional. Kedua, Suriah harus menyerahkan dalam tempo satu pekan sebuah daftar komprehensif persediaan senjata kimia yang mereka miliki. Ketiga, prosedur di luar dari konvensi senjata kimia akan membawa konsekuensi kehancuran yang lebih cepat.


Keempat, Suriah harus memberikan akses kepada pengawas badan internasional ke semua lokasi penyimpanan senjata kimia mereka. Kelima, semua senjata kimia harus dihancurkan, termasuk kemungkinan memindahkan senjata-senjata itu dari teritori Suriah. Keenam, PBB menyediakan dukungan logistik bagi pemindahannya, dan semua implementasinya akan mengacu kepada piagam PBB bab ketujuh.


Menurut seorang pejabat AS, Rusia dan AS kini sama-sama meyakini Pemerintah Suriah memiliki senjata kimia. AS percaya ada sekitar 1.000 ton senjata kimia yang bahan-bahannya diletakkan di 45 lokasi dan dikuasai oleh rezim Assad. Separuh dari lokasi tersebut terdapat senjata kimia yang dapat digunakan.


Namun Rusia tidak setuju dengan jumlah nominal senjata kimia yang disebutkan AS. Mereka juga tidak yakin lokasi senjata kimia itu ada di bawah kendali rezim Assad. 


Menlu Kerry menyatakan, langkah awal dari realisasi keenam poin kesepakatan tersebut yakni dengan memberikan akses kepada tim investigasi internasional untuk menjejakkan kaki di Suriah pada November mendatang. Kedatangan tim itu bertujuan untuk mengurangi persediaan senjata kimia milik rezim Assad di pertengahan tahun 2014.


“Pemberian tenggat waktu seperti ini dapat mengakhiri ancaman senjata kimia tidak hanya bagi warga Suriah semata, tetapi juga untuk negara-negara tetangga yang ada di sekitar Suriah,” kata Kerry seperti dikutip stasiun berita
Al Jazeera
.


Menurut Kerry, ancaman proliferasi dari tenggat waktu ini dapat memberikan perlindungan dan keamanan yang lebih besar kepada dunia. Kini semuanya kembali kepada rezim Assad untuk menunjukkan komitmennya. “Tidak ada lagi ruang bagi Assad untuk bermain-main selain mematuhi isi seluruh kesepakatan,” ujarnya.


Opsi militer tetap ada


Al Jazeera
melaporkan, dalam kesepakatan itu tidak disebut ancaman yang akan menghantui Suriah apabila rezim Assad gagal memenuhi tenggat waktu tersebut. AS dan Rusia hanya mengatakan rezim Assad harus patuh terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang belum dibuat.


Kerry mengatakan tidak kesepakatan apapun soal aksi yang akan diambil oleh DK PBB apabila Suriah gagal memenuhi kewajibannya. Namun AS memperingatkan apabila jalur diplomasi ini gagal, maka mereka tidak segan melancarkan serangan militer seperti yang selama ini sudah direncanakan.


Kesepakatan antara AS dan Rusia ini disambut baik dua negara sekutu AS, Inggris dan Perancis. Menlu Perancis Laurent Fabius menyatakan, kesepakatan kemarin merupakan kemajuan yang sangat penting. Sementara Menlu Inggris William Hague mengatakan bola kini ada di tangan Suriah.


“Kini semua kembali kepada rezim Assad untuk mematuhi kesepakatan ini secara keseluruhan. Komunitas internasional, termasuk Rusia, harus bersedia menghukum rezim Assad apabila mereka gagal memenuhi kewajibannya,” kata Hague.


Dukungan juga disuarakan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon. Dia berjanji PBB akan mendukung penuh implementasi kesepakatan tersebut.  (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya