Anggaran Belum Disepakati, Kerja Pemerintah AS Terancam Mandek

Gedung Capitol Hill di Washington, Amerika Serikat
Sumber :
  • REUTERS/Jim Bourg

VIVAnews - Untuk pertama kalinya dalam 17 tahun terakhir, senat dan DPR Amerika Serikat tidak akur soal penetapan anggaran. Hal ini mengancam kinerja pemerintahan Amerika Serikat yang bisa dimatikan (shutdown) jika anggaran tidak bisa turun.

Diberitakan CNN, Selasa 1 Oktober 2013, untuk kedua kalinya Senin waktu setempat, Senat yang didominasi Partai Demokrat menolak upaya DPR yang dikuasai Partai Republik terkait penetapan anggaran. Republikan bersikeras anggaran hingga 30 September tahun depan harus melibatkan amandemen skema jaminan kesehatan Obama, atau yang dikenal dengan Obamacare.

Obamacare mengharuskan setiap warga negara memiliki asuransi kesehatan. Republikan yang digawangi Senator Ted Cruz, mengajukan amandemen Obamacare dengan alasan skema ini merugikan pengusaha dan pemerintah federal. Beberapa Republikan juga mengeluhkan pajak tinggi yang dikenakan pada perangkat kesehatan, yang berujung hengkangnya pengusaha ke luar negeri.

Demokrat di Senat bersikeras program ini harus terus berjalan karena akan memudahkan akses kesehatan bagi warga miskin. Dengan Obamacare, mereka yang telah memiliki penyakit sebelumnya bisa tetap mengajukan asuransi kesehatan tanpa ditolak.

Republikan mengajukan dua amandemen, yaitu penundaan anggaran Obamacare selama setahun, dan pencabutan pajak perangkat medis Obamacare. Amandemen ini harus terlebih dulu disetujui oleh Senat, yang tentu saja menolak karena mendukung program presiden yang mereka usung.

Terjadilah tolak-menolak pendapat yang berujung pada buntunya solusi. Anggaran harus ditetapkan pada pukul 00.00, atau dimulainya fiskal anggaran yang baru. Jika sampai detik itu -satu jam lagi waktu AS- anggaran tidak juga disepakati, maka akan terjadi shutdown yang mematikan seluruh kerja lembaga pemerintahan, termasuk ratusan ribu karyawannya.

Berbagai lembaga pemerintah akan berhenti bekerja, sekitar 783.000 pegawai "di posisi tidak penting" akan dirumahkan sementara, sampai anggaran disepakati. Namun, beberapa layanan seperti militer, kesehatan dan keamanan, akan terus beroperasi.

Shutdown terakhir terjadi pada 17 tahun lalu, saat terjadi seteru anggaran antara Presiden Bill Clinton dari Partai Demokrat dan Kongres dari Partai Republik. Shutdown saat itu berlangsung selama 21 hari.

Obama mengatakan bahwa Republik telah menyandera negara ini dan meminta tebusan atasnya. Dia telah memanggil Ketua DPR John Boehner dan beberapa pemimpin partai lainnya di DPR dan Senat, namun tidak menemukan jalan keluar.

"Kau tidak perlu meminta tebusan atas pekerjaan yang kau lakukan, untuk mengerjakan apa yang sudah seharusnya, hanya karena ada UU yang kau tidak suka," kata Obama.

Bantu Israel Tahan Serangan Teheran, Menlu Iran Temui Menlu Yordania

Isu shutdown telah mengacaukan lantai bursa pada Senin kemarin. Saham Dow Jones Industrial Average jatuh lebih dari 120 poin, atau hampir 1 persen. Dua saham besar lainnya juga terpuruk.

Shutdown juga akan berdampak pada upaya pemulihan sektor properti AS yang amblas. Tidak adanya layanan pemerintah akan membuat penundaan di proses aplikasi kredit perumahan.

AS juga akan kehilangan pemasukan dari sektor pariwisata. Pasalnya, proses paspor dan visa akan terhenti. Saat peristiwa ini terjadi tahun 1995-1996 lalu, 20.000-30.000 aplikasi visa tidak diproses, 200.000 warga AS yang ingin membuat paspor juga gigit jari. (eh)

Cha Eun Woo Nyanyikan Lagu-Lagu Album Entity Saat Fan Concert di Jakarta
Sandra Dewi dan Harvey Moeis

Masa Penahanan Harvey Moeis Diperpanjang, Kejagung Ungkap Alasannya

Adapun masa penahanan Harvey Moeis diperpanjang selama 40 hari ke depan mulai 16 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024