Bom Bunuh Diri dalam Bus Guncang Rusia, 6 Tewas

melaporkan satu di antara korban luka adalah bocah berusia 20 bulan. Beberapa di antara mereka bahkan mengalami luka serius. Peristiwa itu terjadi pada Senin kemarin, pada pukul 14:05 waktu setempat. Menurut Komite Investigasi Rusia, Vladimir Markin, pelaku diketahui merupakan seorang perempuan dan berasal dari Dagestan.

"Berdasarkan informasi penyelidikan awal, pelaku bom bunuh diri bernama Naida Akhiyalova dan berusia 30 tahun," ujar Markin.

Polisi semakin yakin ketika menemukan paspor atas nama Asiyalova di antara puing-puing bekas ledakan bus. Menurut laman

, bus melaju menuju ke sebuah bioskop di selatan kota Volvograd.

Berdasarkan informasi dari penyelidik, lanjut Markin, Akhiyalova menumpang bus tersebut di sebuah halte. Tak berapa lama kemudian, bom kemudian meledak.

"Informasi itu juga sudah dikonfirmasi oleh seorang penumpang yang selamat," imbuh Markin.

Pihak kepolisian pun dengan cepat menyimpulkan bahwa kejahatan tersebut merupakan bagian dari tindak terorisme. Pelaku dan komplotannya, kata Markin, akan dikenakan tuduhan pembunuhan, aksi teror, dan penggunaan senjata api secara ilegal.

Menurut kesaksian seorang pria yang sedang mengendarai mobil tepat di belakang bus itu, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, ada sebuah ledakan ketika bus melaju di jalan tol.

"Semua kaca pecah dan terlihat asap menyembul dari dalam bus. Saya melihat semua penumpang berjatuhan dan lari meninggalkan bus," ujar pria tersebut kepada stasiun televisi berita

.

Bahkan detik-detik sebelum bom meledak sempat direkam oleh saksi mata tersebut, karena adanya kamera di atas dashboard mobilnya.

Informasi mengenai Asiyalova pelan-pelan mulai terungkap. Dia merupakan kekasih Denis Sokolov, seorang pria asal Moskow yang menjadi pemimpin sebuah kelompok pemberontak di Dagestan. Oleh sebab itu, dia kini tengah diburu oleh polisi.

"Berdasarkan informasi dari hasil investigasi, keduanya diketahui belajar bersama di sebuah universitas di Moskow. Kemungkinan Asiyalova yang merekrut Sokolov, lalu dia pergi ke Dagestan dan jadi bagian kelompok bawah tanah," papar Markin.

Usai terjadi aksi pengeboman ini, semua bus yang beroperasi di kota Volvograd diminta untuk kembali ke pangkalan untuk digeledah dan mencari petunjuk kasus ini. Aksi teror ini menyebabkan Pemerintah Rusia bekerja keras untuk menuntaskan secepatnya. Pasalnya pada bulan Februari 2014, Rusia akan menjadi tuan rumah Olimpiade musim dingin. Mereka harus meningkatkan keamanan, agar tidak mengacaukan penyelenggaraan ajang pertandingan olahraga itu yang akan dihelat kota Sochi.  (eh)