Catatan Harian Psikolog MSF di Suriah (1)

Generasi Orang Cacat di Tengah Perang Saudara

Foto-foto Pemenang World Press Photo 2013
Sumber :
  • Reuters/HO

Pengantar Redaksi: Suriah berada dalam cengkeraman kekerasan ekstrem sejak dilanda perang saudara dalam dua tahun terakhir. Pasien, keluarga, pekerja kesehatan di sana memerlukan dukungan psikologis. Psikolog Médecins Sans Frontières/Dokter Lintas Batas (MSF), Charlotte, menghabiskan tiga bulan di negara tersebut mendengarkan apa yang ingin dikatakan oleh pasien-pasiennya. Dia menceritakan pengalamannya yang dikirim melalui MSF ke VIVAnews, yang terbagi dalam beberapa tulisan.

VIVAnews - Di rumah sakit di wilayah Aleppo, saya tidak hanya mengunjungi pasien-pasien, tetapi teman dan keluarga mereka juga, karena hampir sama halnya dengan para pasien, mereka juga memerlukan dukungan psikologis. Apa yang mereka alami membuat mereka rapuh dan ketakutan. Dalam keadaan sangat tertekan dan menggantungkan banyak harapan untuk pengobatan, mereka mengharapkan keajaiban dan harapan mereka yang tidak realistis sering membuat mereka kecewa.
   
Di antara para pasien dan kerabat mereka, saya melihat banyak orang yang sangat cemas dan depresi. Penyedia layanan kesehatan di Suriah sangat kewalahan dengan permintaan bantuan. Orang-orang tidak punya tempat tinggal, tidak ada makanan, tidak punya uang untuk pergi ke rumah sakit untuk berobat dan terkadang tidak memiliki keluarga lagi untuk mendukung mereka.

Tidak ada sekolah untuk anak-anak mereka. Mereka merasa tidak punya masa depan dan dipenuhi kecemasan. Mereka tidak hanya prihatin akan diri sendiri, tetapi juga tentang masa depan Suriah.

Tekanan yang diderita pasien yang mengalami cedera dan menjadi cacat sangat jelas. Menerima kecacatan adalah hal yang sukar bagi orang yang lumpuh, atau kehilangan anggota tubuh, atau diamputasi karena cedera atau luka bakar mengenai mereka pada saat ledakan. Kehilangan anggota tubuh sangat mengerikan, karena perempuan cacat di usia menikah tidak akan bisa mendapatkan suami.

Seorang bocah berusia 11 tahun, berinisial D, mengalami luka bakar yang parah di bagian wajah dan tubuh bagian atas. Hanya kaki sebelah kirinya yang tersisa tanpa cedera. Luka bakarnya sudah terlambat ketika ia tiba di rumah sakit.

Dia tidak mendapatkan penanganan secepatnya karena rumah sakit lapangan hanya menyediakan penanganan bagi korban perang yang terluka dan sebagian besar rumah sakit lainnya telah hancur atau tidak memiliki petugas dan obat-obatan yang memadai. Luka bakar D disebabkan oleh kompor yang meledak, kejadian yang umum karena minyak berkualitas rendah dan sering meledak.

Efek luka bakarnya parah dan si gadis kecil tidak bisa menutup mata kanan atau mulutnya. Kepalanya tampak menggantung dan melekat kepada lehernya karena kulitnya tertarik seiring dengan mengeringnya luka.

Guru dan IRT Jadi Korban Pinjol Ilegal Terbanyak, OJK: Cek Legalitas dan Logis Sebelum Pinjam

Ia memerlukan operasi. Ahli bedah membuat sayatan di lehernya sehingga ia dapat mengangkat kepalanya.

Lalu memulai pembalutan dan pencangkokan kulit. Pasien lain dan keluarganya terus menerus bertanya kepada kami: "Apakah wajahnya akan kembali normal?" "Suatu saat ia harus menikah," kata mereka. Namun, sayangnya, gadis kecil itu akan cacat seumur hidup.

Rendahnya Literasi Keuangan Picu Meningkatnya Korban Pinjol Ilegal

Takut Bepergian

Semua tekanan yang terlihat berasal dari rasa tidak nyaman dan ketidakpastian orang-orang mengenai masa depan. Dan ada ketakutan akan pengeboman.

Jangan Sampai Terjerat Pinjol, Ini Tips Kelola Keuangan Lebih Cerdas

Orang-orang terlalu takut untuk bepergian ke jalan-jalan di mana mereka akan dipaksa melalui pos pemeriksaan yang dijaga orang-orang bersenjata, membuatnya semakin sulit untuk pergi dari satu tempat ke tempat lain.

Berapa kali saya mendengar para pria dan wanita mengatakan, "Jika saya tidak bisa mengolah lahan saya, jika saya tidak bisa menjual hasil lahan saya, apa yang akan terjadi kepada saya?"

Dan di balik tekanan ini, muncul sebuah generasi orang cacat dengan masalah-masalah mereka seperti mobilitas, sumber daya, integrasi sosial dan sebagainya.

Sistem Tata Surya.

NASA Sebut Ada Lebih dari 5.000 Planet di Luar Tata Surya, Begini Penjelasannya

 NASA telah mengumumkan keberadaan lebih dari 5.000 planet di luar Tata Surya kita, secara tepatnya 5.005 planet, yang sekarang tercatat dalam arsip eksoplanet mereka.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024