Thailand Gelar Pemilu 2 Februari 2014

Pengunjuk Rasa Anti Pemerintah Thailand
Sumber :
  • REUTERS/Athit Perawongmetha
VIVAnews -
Aniaya Pecalang di Bali, Polisi Tangkap Dua Bule Amerika
Rakyat Thailand diperkirakan menggelar pemilihan umum awal dalam periode 60 hari mendatang. Hal ini sebagai konsekuensi dari keputusan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra yang membubarkan parlemen pada Senin, 9 Desember 2013.

Kemenkominfo Gelar Kegiatan Chip In "Menjadi Warga Digital yang Cakap, Beretika dan Berdaya"

Harian
Mekanisme Sidang Sengketa Pileg 2024, MK Bagi 3 Panel Hakim
Bangkok Post melansir, informasi tersebut juga dibenarkan oleh salah satu anggota Komisi Pemilihan, Sodsri Sattayatham. Apabila dihitung secara tepat, seharusnya 60 hari dari tanggal 9 Desember, jatuh pada Jumat, 7 Februari 2014. Namun, dia menyarankan agar pemilu dimajukan menjadi hari Minggu, 2 Februari 2014.

Komisioner KPU Thailand turut menambahkan bahwa anggota Partai Demokrat yang pada Minggu lalu ramai-ramai mengundurkan diri dari parlemen, bisa ikut kembali dalam pemilu tahun depan. Kesepakatan soal pemilihan tanggal pemilu ini juga disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah, Teerat Ratanasevi.


Menurut dia, Pemerintah telah mengajukan tanggal pemilu digelar pada 2 Februari. Kepada media, Teerat menyampaikan, tanggal itu sudah disepakati dalam sebuah rapat kabinet di Bangkok.


Sementara itu, Juru Bicara KPU, Jinthong Intarasri, mengatakan, pejabat pemilu akan bertemu dengan Pemerintah dalam beberapa hari mendatang untuk berdiskusi mengenai pemilu.


Dengan adanya keputusan untuk menggelar pemilu tahun depan, maka KPU Thailand akan membatalkan sebuah pesta demokrasi yang sedianya digelar pada 22 Desember mendatang. Pemilu tersebut dilakukan untuk memilih delapan anggota parlemen yang kursinya kosong, karena ditinggalkan anggota dari Partai Demokrat.


Pada bulan sebelumnya, sembilan anggota parlemen dari Partai Demokrat memilih mundur, karena ingin turut serta dalam unjuk rasa menentang rezim PM Yingluck. Satu di antara mereka merupakan anggota partai yang memang sudah terdaftar dalam partai, sehingga tidak perlu dipilih lagi melalui pemilu.


Partai yang membawa Yingluck ke puncak kekuasaan, Pheu Thai, mengaku siap untuk bertarung kembali di ajang pemilu tahun depan. Pemimpin partai, Charupong Ruangsuwan, mengaku yakin Yingluck akan kembali menjadi pilihan nomor satu yang akan digadang-gadang dari partainya.


Dia sangat berharap Yingluck akan kembali ikut pemilu, karena dia yakin rakyat Thailand masih menginginkannya menduduki jabatan sebagai PM.


Untuk memutuskan hal itu, komite eksekutif akan bertemu dalam jangka waktu satu atau dua hari untuk menentukan strategi pemilu 2014. Charupong menyebut kembalinya ke-109 anggota partainya ke parlemen akan menghidupkan pemilu dan menghilangkan permasalahan terkait pemilihan kandidat.


Dalam kesempatan itu, Charupong turut memberikan nasihat kepada kelompok oposisi dari Partai Demokrat. Dia mengatakan supaya tidak takut untuk maju dalam pemilu.


"Jangan memainkan sebuah permainan jalanan. Walaupun kalian kalah dalam delapan kali pemilu sebelumnya, akan tiba suatu saat, kalian akan keluar sebagai pemenang," kata Charupong.


Dukungan terhadap Partai Pheu Thai semakin kuat, lantaran pada Minggu lalu, Charupong menerima konfirmasi bahwa rekan koalisinya masih terus berkomitmen mendukung partai pimpinannya.


"Terbuka kemungkinan juga bahwa beberapa anggota kelompok oposisi akan bergabung bersama kami," imbuhnya.


Sementara itu, di Provinsi Racthaburi dan Ayutthaya, sekelompok kecil pendukung Pemerintah atau lazim disebut "kaus merah" muncul di balai kota provinsi pada Senin untuk mendukung PM Yingluck. Anggota inti "kaus merah", Surachet Chaikosol meminta Partai Demokrat agar menghormati prinsip demokrasi dengan turut mengambil bagian dalam pemilu.


"Sebuah pemilu yang baru dapat menyelamatkan negeri ini dari kerusakan ekonomi, investasi, dan sosial. Langkah ini sejalan dengan konstitusi," kata dia. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya