Peringati Kim Jong Il, Petinggi Militer Korut Ucap Sumpah Setia

Tentara Korea Utara pada peringatan kematian Kim Jong-il
Sumber :
  • REUTERS/KCNA
VIVAnews -
Akting Jadi Mafia yang Misterius, Maxime Bouttier: Aku Aslinya Cerewet
Ribuan petinggi militer Korea Utara pada Selasa, 17 Desember 2013 kemarin berkumpul di Pyongyang demi memperingati kematian mantan pemimpin Korut, Kim Jong Il. Jong Il yang merupakan ayah pemimpin tertinggi Korut saat ini, Kim Jong Un, meninggal tahun 2011 silam.

5 Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Indonesia, Depok Termasuk?

Laman
Masih Hangat, Presiden Iran Bujuk Pakistan Gabung Aliansi Anti-Israel
Herald Sun melansir upacara perayaan tahun kedua kematian Jong Il itu turut dihadiri oleh Jong-un dan Kepala Pemerintahan, Kim Yong-nam. Disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi milik Pemerintah, puluhan ribu tentara militer dan pejabat partai terlihat duduk rapih dengan wajah tegang.


Mereka lantas bangkit berdiri dan bertepuk tangan ketika Jong-un memasuki podium. "Kami seharusnya menjadi prajurit pelindung pusat partai dengan hidup kami. Tidak ada satu pun sosok pemimpin yang kami akui selain rekan kami, Kim Jong-un," ujar Yong-nam dalam pidato pembukaan.


Dia menambahkan bahwa negaranya mengalami kemajuan yang pesat dalam dua tahun sejak diambil alih oleh Jong-Un. Di bawah kepemimpinannya, kata Yong-Nam, Korut berhasil meluncurkan sebuah satelit hingga ke orbit dan pada Februari 2013 berhasil melakukan uji coba ketiga nuklir.


"Dengan menghormati Jong-Un dengan rasa kebanggaan yang tinggi, maka negara ini akan semakin makmur seperti sinar matahari menyinari Korut," kata dia.


Upacara tersebut turut menandakan sumpah setia yang diucapkan oleh ribuan tentara militer Korut, paska Jong-un mengeksekusi pamannya sendiri,  Chang Song-thaek. Chang dieksekusi dengan tuduhan ingin menggulingkan rezim kepemimpinan Jong-Un.


Aksi mendadak itu, akhirnya ditanggapi oleh Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon pada Senin, 16 Desember 2013 kemarin. Dia menyebut eksekusi yang dilakukan Jong-un sebagai sesuatu yang dramatis dan mengejutkan.


Ki-moon lantas mendorong negara-negara di kawasan agar tetap tenang sambil memantau perkembangan di sana. "Sebaiknya tidak mengambil tindakan apa pun yang bersifat terburu-buru," kata Ki-moon.


Sementara Presiden Korea Selatan, Park Geun Hye, memperingatkan pejabat tinggi keamanan nasional dan pertahanan negara bahwa kepemimpinan Korut saat ini sangat agresif. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya