Putin Kirim Ucapan Selamat Tahun Baru untuk Obama

Presiden Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Barack Obama.
Sumber :
  • Reuters
VIVAnews
Golkar Terbuka Jika Jokowi-Gibran Mau Gabung: Amin, Kami Anggap Doa
– Presiden Rusia Vladimir Putin membuat kejutan untuk koleganya, Presiden Amerika Seikat Barack Obama, dengan mengirimkan surat ucapan selamat Natal dan Tahun Baru 2014 kepada dia di penghujung tahun 2013.

Viral Obrolan Lawas Billy Syahputra dengan Chandrika Chika, Ibunya Singgung Soal Narkoba

Surat itu berisi keinginan Rusia untuk menggelar kembali dialog dengan AS guna memperkuat hubungan bilateral dengan Negeri Paman Sam. Informasi tersebut dilansir kantor berita Rusia
Vokasi Industri Kemenperin Buka Pendaftaran Sampai 31 Mei
RIA Novosti , Selasa 31 Desember 2013, dari Istana Kepresidenan, Kremlin.


“Peristiwa di masa lalu jelas mencerminkan bagaimana kami ingin bersikap dalam semangat kemitraan dan didasarkan pada rasa saling menghormati satu sama lain. Rusia dan AS memiliki kemampuan untuk memberikan masukan nyata dalam mendukung stabilitas global dan menyelesaikan beberapa isu internasional yang sulit,” demikian pernyataan resmi Kremlin yang mengutip langsung Putin.


Putin ingin terus mempertahankan dialog konstruktif dan kelanjutan kerjasama Rusia-AS untuk meningkatkan rasa saling percaya dan memperluas kerjasama kedua negara di bidang ekonomi, sains, dan kebudayaan.


Ini merupakan sinyalemen positif yang diberikan Putin setelah periode hubungan buruk AS-Rusia pada periode Mei 2012 hingga Desember 2013. Dalam laporan bersama Komisi Presidensial Bilateral AS-Rusia yang dikeluarkan tanggal 27 Desember, kedua negara terlihat masih memiliki perbedaan dalam hal penegakan hak asasi manusia.


Dalam periode 18 bulan, Kremlin melihat AS terlalu banyak mencampuri urusan dalam negeri mereka. Sebagai imbasnya, Rusia lantas membekukan Badan Pemberi Bantuan AS (USAID) yang berbasis di Moskow. Padahal dana dari USAID itu turut digunakan oleh organisasi nonpemerintah Rusia.


Bulan Desember, AS memberlakukan UU Magnitsky karena Rusia melegalkan peradilan yang dnilai tidak adil kepada auditor dan akuntan Sergei Magnitsky. Magnitsky saat itu menuduh Kementerian Dalam Negeri Rusia menggelapkan pajak senilai US$235 juta atau Rp2,3 triliun.


Namun anehnya setelah melaporkan peristiwa itu, Magnitsky malah ditangkap dan dikenai tuduhan penggelapan pajak di perusahaan tempat dia bekerja. Magnitsky kemudian tewas di sel tahanan.


Dengan UU Magnitsky, pemerintah AS tidak memberikan visa dan melarang berkunjung kepada warga Rusia yang terkait kasus HAM. Moskow pun geram, lalu membuat aturan yang melarang warga AS mengadopsi anak dari negara mereka.


Hubungan AS-Rusia sempat diperparah dengan perbedaan sikap mereka dalam kasus Suriah. Syukurlah akhirnya diperoleh titik temu penyelesaian soal senjata kimia Suriah lewat cara diplomasi.


Namun hubungan di antara kedua pemimpin negara kembali tegang saat Rusia mengabulkan suaka sementara bagi pembocor rahasia Badan Keamanan Nasional AS (NSA), Edward J. Snowden. Ketidakakuran itu terlihat saat Obama tiba di St. Petersburg untuk menghadiri KTT G20 tanggal 5 September.


The Star
melansir, Putin yang saat itu menyambut Obama di Istana Konstantine berbicara tidak lebih dari 15 detik. Obama dan Putin tersenyum, menyapa satu sama lain, berjabat tangan, lalu bicara seperlunya saja.


Dalam sebuah wawancara dengan sebuah media pekan ini, Putin meremehkan lelucon Obama yang menyebut dia seperti anak kecil yang bosan di ruang kelas. “Presiden Obama dipilih oleh rakyat AS untuk tidak bersikap ramah kepada Rusia. Begitupun saya yang dipilih rakyat Rusia untuk tidak bersikap ramah kepada seseorang,” ujar Putin. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya