Di Malaysia, Pria Berpakaian Wanita dan Sebaliknya Didenda Rp3 Juta

aksi waria cantik di Tiffany's show
Sumber :
  • REUTERS/Damir Sagolj
VIVAnews -
Meski Negaranya Tengah Dilanda Aksi Terorisme, Rusia Tetap Kirim 29 Ton Bantuan ke Gaza
Pria yang memakai pakaian wanita maupun wanita yang mengenakan busana pria bisa didenda hingga lebih dari Rp3 juta di Negeri Bagian Pahang, Malaysia. Peraturan ini diterapkan dewan syariah untuk menegakkan moral di negara bagian tersebut.

Legislator Soroti Daya Beli Gen Z di Jakarta, Bisa Berkontribusi Besar Kendalikan Inflasi

Diberitakan
Cekcok Hebat dan Bergumul di Kamar, Suami Sadis Ini Tega Bunuh Istri Pakai Obeng
Wall Street Journal, yang dikutip
OnIslam
pekan ini, peraturan ini pertama kali disahkan pada awal Desember 2013 oleh Penegakan Pelanggaran Kriminal Syariah Pahang dan hanya diterapkan untuk warga Muslim. Wan Wahid Wan Hassan, wakil presiden Dewan Adat Melayu dan Agama Islam Pahang, mengatakan bahwa peraturan ini dibuat demi menjaga moral masyarakat.


"Kami tidak ingin ada aktivitas tidak bermoral di sini, dan kami akan pastikan petugas memeriksa warga setiap kali mereka berpatroli rutin di negara bagian ini," kata Hassan.


Penangkapan pria-pria berpakaian wanita atau sebaliknya oleh polisi syariah Pahang mulai dilakukan sejak Kamis pekan lalu. Berdasarkan peraturan, jika terbukti bersalah, mereka akan dikenakan hukuman penjara satu tahun atau denda hingga RM1.000 atau lebih dari Rp3 juta.


Peraturan ini menuai kontroversi, penolakan salah satunya datang dari pengacara Nizam Bashir Abdul Kariem Bashir. Kepada media
The Star
dia mengatakan bahwa peraturan di Pahang itu telah melanggar konstitusi negara.


"Peraturan baru ini bertentangan dengan pasal 10 konstitusi yang menjamin kebebasan berekspresi warganya. Berpakaian adalah salah satu ekspresi dan kebebasan yang mendasar yang dilindungi negara," kata Bashir.


Malaysia adalah negara multi-etnis dengan jumlah pemeluk agama Islam sebanyak 61 persen dari populasi atau 28 juta orang, kebanyakan Melayu. Kristen, termasuk Katolik hampir 800.000 orang atau 9,1 persen. Sementara Buddha dan Hindu sebanyak 19,2 dan 6,3 persen dari populasi. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya