Cuaca Super Panas di Australia Tahun Ini Diperkirakan Bisa Lebih Lama
Jumat, 17 Januari 2014 - 11:00 WIB
Sumber :
- REUTERS/Bobby Yip
VIVAnews
- Kalangan pakar cuaca memperkirakan bahwa Australia bakal mengalami cuaca super panas yang lebih menyengat dan lebih lama dari biasanya. Kondisi ini bisa mengancam industri pertanian sekaligus ambisi Australia untuk menjadi "lumbung pangan Asia."
Menurut kantor berita Reuters , gelombang udara panas melanda Australia bagian selatan dan tenggara selama hampir satu minggu, dengan suhu rata-rata lebih dari 40 derajat celcius. Di Kota Melbourne, beberapa pemain tenis kelas dunia dan sejumlah penonton serta petugas lapangan di turnamen "Australia Terbuka" bertumbangan karena tidak tahan dengan panas yang sangat menyengat saat suhu pada Kamis kemarin mencapai lebih dari 44 derajat celcius.
Baca Juga :
Berhasil Gagalkan Penyelundupan Sabu, 2 Prajurit Pulanggeni Kopasgat TNI AU Dapat Penghargaan
Menurut kantor berita Reuters , gelombang udara panas melanda Australia bagian selatan dan tenggara selama hampir satu minggu, dengan suhu rata-rata lebih dari 40 derajat celcius. Di Kota Melbourne, beberapa pemain tenis kelas dunia dan sejumlah penonton serta petugas lapangan di turnamen "Australia Terbuka" bertumbangan karena tidak tahan dengan panas yang sangat menyengat saat suhu pada Kamis kemarin mencapai lebih dari 44 derajat celcius.
Di Adelaide, kota di ujung selatan Australia, suhu kemarin bahkan mencapai 46 derajat celcius. Maka, menurut Organisasi Meteorologi Dunia, Adelaide untuk saat ini bisa berpredikat sebagai kota terpanas di dunia.
Lembaga Climate Council, yang kini dikelola secara independen setelah tidak lagi didanai pemerintah PM Tony Abbott, sebelumnya memperingatkan bahwa Australia mulai merasakan dampak perubahan iklim.
Demi mencegah malapateka perubahan iklim, pemerintah Australia berencana mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 5 persen dari tingkat tahun 2000 pada 2020. Dalam mencapai target itu, Australia perlu mengurangi 431 juta ton kadar gas karbondioksida (CO2) mulai 2014 hingga 2020.
Sementara itu, kalangan pengamat menilai bahwa cuaca super panas ini bisa mengancam produksi pertanian Australia. "Suhu yang lebih panas cenderung menyebabkan penguapan hujan dan secara drastis mengurangi ketersediaan air bagi tanaman panenan, yang akan berdampak besar bagi hasil panen seperti gandum dan tebu," kata Paul Deane, pengamat pertanian dari ANZ Bank.
Australia dikenal sebagai eksportir gandum terbesar kedua dan eksportir gula mentah terbesar ketiga di dunia. Selain itu para peternak juga kesulitan mencari persediaan air untuk hewan-hewan mereka. Padahal Negeri Kanguru itu termasuk pemasok hewan ternak dan daging terkemuka dunia.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Di Adelaide, kota di ujung selatan Australia, suhu kemarin bahkan mencapai 46 derajat celcius. Maka, menurut Organisasi Meteorologi Dunia, Adelaide untuk saat ini bisa berpredikat sebagai kota terpanas di dunia.