Cuaca Super Panas di Australia Tahun Ini Diperkirakan Bisa Lebih Lama

Cuaca super panas di Australia
Sumber :
  • REUTERS/Bobby Yip
VIVAnews
Jeno NCT Ulang Tahun ke-24! Fakta Menarik Sang 'Kapten' NCT yang Jarang Diketahui
- Kalangan pakar cuaca memperkirakan bahwa Australia bakal mengalami cuaca super panas yang lebih menyengat dan lebih lama dari biasanya. Kondisi ini bisa mengancam industri pertanian sekaligus ambisi Australia untuk menjadi "lumbung pangan Asia."

Berhasil Gagalkan Penyelundupan Sabu, 2 Prajurit Pulanggeni Kopasgat TNI AU Dapat Penghargaan

Menurut kantor berita
Cegah Kecurangan dalam Seleksi ASN, Menpan-RB Siapkan Teknologi Face Recognition
Reuters , gelombang udara panas melanda Australia bagian selatan dan tenggara selama hampir satu minggu, dengan suhu rata-rata lebih dari 40 derajat celcius. Di Kota Melbourne, beberapa pemain tenis kelas dunia dan sejumlah penonton serta petugas lapangan di turnamen "Australia Terbuka" bertumbangan karena tidak tahan dengan panas yang sangat menyengat saat suhu pada Kamis kemarin mencapai lebih dari 44 derajat celcius.


Di Adelaide, kota di ujung selatan Australia, suhu kemarin bahkan mencapai 46 derajat celcius. Maka, menurut Organisasi Meteorologi Dunia, Adelaide untuk saat ini bisa berpredikat sebagai kota terpanas di dunia.


Lembaga Climate Council, yang kini dikelola secara independen setelah tidak lagi didanai pemerintah PM Tony Abbott, sebelumnya memperingatkan bahwa Australia mulai merasakan dampak perubahan iklim.


Demi mencegah malapateka perubahan iklim, pemerintah Australia berencana mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 5 persen dari tingkat tahun 2000 pada 2020. Dalam mencapai target itu, Australia perlu mengurangi 431 juta ton kadar gas karbondioksida (CO2) mulai 2014 hingga 2020.


Sementara itu, kalangan pengamat menilai bahwa cuaca super panas ini bisa mengancam produksi pertanian Australia. "Suhu yang lebih panas cenderung menyebabkan penguapan hujan dan secara drastis mengurangi ketersediaan air bagi tanaman panenan, yang akan berdampak besar bagi hasil panen seperti gandum dan tebu," kata Paul Deane, pengamat pertanian dari ANZ Bank.   


Australia dikenal sebagai eksportir gandum terbesar kedua dan eksportir gula mentah terbesar ketiga di dunia. Selain itu para peternak juga kesulitan mencari persediaan air untuk hewan-hewan mereka. Padahal Negeri Kanguru itu termasuk pemasok hewan ternak dan daging terkemuka dunia.






Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya