Thailand Umumkan Keadaan Darurat

Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra
Sumber :
  • REUTERS/Stringer

VIVAnews - Pemerintah Thailand hari ini umumkan keadaan darurat di Ibu Kota Bangkok dan provinsi-provinsi sekitarnya, yang akan berlaku selama 60 hari mulai Rabu esok, 22 Januari 2014. Langkah ini muncul setelah massa anti Perdana Menteri Yingluck Shinawatra dengan dukungan kubu oposisi di parlemen terus melancarkan demonstrasi massal dalam dua bulan terakhir.

Menurut kantor berita Reuters, selama periode itu, pihak keamanan bisa memberlakukan jam malam, menahan seseorang tanpa dakwaan, menyensor media, melarang pertemuan politik yang dihadiri lebih dari lima orang serta menutup wilayah-wilayah tertentu dari jangkauan publik.

Walau demikian, PM Yingluck kembali menyatakan pemerintah selama ini tidak berkeinginan untuk berkonfrontasi secara frontal dengan massa pemrotes. Itulah sebabnya, sebelum keadaan darurat ini, para demonstran dibiarkan berunjuk rasa di kantor-kantor pemerintah, termasuk di depan kantor perdana menteri. Selama itu pula militer dalam beberapa bulan terakhir bertindak netral.

"Kami akan menggunakan negosiasi-negosiasi damai dengan para pemrotes sejalan dengan standar internasional. Kami telah perintahkan polisi untuk tetap patuhi standar internasional dan tetap sabar dengan para demonstran," kata Yingluck. Selama ini polisi lebih berperan aktif untuk mengendalikan situasi dengan cara-cara persuasif.
 
Namun, karena situasi akhir-akhir ini sulit terkendali setelah massa demonstran lancarkan aksi "Lumpuhkan Bangkok," Yingluck merasa perlu mencanangkan status darurat. "Itu perlu karena para pemrotes telah menutup kantor-kantor pemerintah, bank, dan situasi memanas, yang menyebabkan korban tewas maupun luka. Pemerintah perlu umumkan keadaan darurat untuk menjaga situasi agar tetap terkendali," kata Menteri Tenaga Kerja Chalerm Yoobamrung.

Rusia Telah Menangkap Pemodal Teroris Serangan Moskow, Ternyata Dikirim Melalui Ukraina

Bantu Thaksin

Yingluck jadi sasaran demonstrasi sejak November lalu, setelah berupaya mengeluarkan amnesti yang bisa membebaskan kakaknya, mantan PM Thaksin Shinawatra, dari statusnya sebagai napi.

Terungkap, Alasan Rizky Irmansyah Sukses Curi Perhatian Nikita Mirzani

Thaksin kabur ke luar negeri, setelah pengadilan di Bangkok pada 2008 menghukumnya dua tahun penjara atas kasus korupsi lewat sidang in absentia. Beberapa aksi protes sejak November itu telah menewaskan delapan orang, yaitu enam pemrotes dan dua polisi, ungkap kantor berita Reuters.  

"Aksi Lumpuhkan Bangkok" ini merupakan kelanjutan dari seri konflik politik yang sering terjadi di Thailand. Intensitas konflik ini kian bertambah sejak Thaksin dikudeta militer pada 2006 lalu.

Dalam beberapa tahun terakhir, Thailand terpecah oleh dua kubu yang relatif sama imbang. Satu adalah kubu pendukung Thaksin, yang selama ini dipandang sukses menempatkan para kroninya, termasuk Yingluck untuk memimpin Thailand dan didukung mayoritas kaum tani dan rakyat pedesaan yang menyukai kebijakan-kebijakan populisnya selama lima tahun lebih memerintah (9 Februari 2001 – 19 September 2006). Dalam aksi protes, mereka digalang Front Persatuan untuk Demokrasi melawan Diktator.

Satunya lagi adalah para pembenci Thaksin dan kroni-kroninya. Digalang Komite Reformasi Rakyat Demokratik (PDRC) dan Partai Demokrat pimpinan mantan PM Abhisit Vejjajiva, yang dikalahkan Yingluck pada Pemilu 2012, mereka ini didominasi kalangan intelektual dan kaum perkotaan.

Pemain Arsenal, Gabriel Magalhaes merayakan gol

5 Bintang Arsenal Terancam Absen Lawan Man City! Perebutan Puncak Klasemen Makin Panas

Bukayo Saka adalah salah satu pemain Arsenal yang kabarnya akan absen saat melawan Manchester City pekan ini.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024